Baru-baru ini Berita Nasional maupun Internasional
ramai di bicarakan dengan aksi penyadapan yang di lakukan oleh Intelijen
Amerika Serikat di berbagai negara sepeti Rusia, Cina, Perancis,Indonesia dll...Bahkan
Australia juga melakukan penyadapan terhadap Indonesia. Entah itu yang di Sadap
Warganya, Pemerintahaan, maupun Pemimimpin Negara itu sendiri. Angker, rahasia, misterius, tertutup, klandestin, dan bahkan kekerasan. Itulah kesan spontan yang sering muncul dari mindset publik, ketika ditanyakan perihal dunia Intelijen. Di sini saya
ingin berbagi info tentang Intelejen yang di miliki berbagai negara.
Intelijen
Intelijen /
intelligence adalah informasi yang dihargai
atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya, berbeda
dengan "data", yang berupa informasi yang akurat, atau "fakta" yang merupakan informasi yang telah diverifikasi. Intelijen kadang disebut "data aktif"
atau "intelijen aktif", informasi ini biasanya mengenai rencana, keputusan, dan kegiatan suatu pihak, yang penting untuk
ditindak-lanjuti atau dianggap berharga dari sudut pandang organisasi pengumpul
intelijen. Pada dinas intelijen dan dinas
terkait lainnya, intelijen merupakan data aktif, ditambah dengan proses dan
hasil dari pengumpulan dan analisis data tersebut, yang terbentuk oleh jaringan
yang kohesif.
Informasi yang dikumpulkan bisa
sulit untuk didapatkan, atau bahkan informasi rahasia, yang didapatkan dengan spionase "sumber
tertutup", atau dapat juga berupa informasi yang tersedia bebas, di surat kabar atau internet "sumber
terbuka". Secara tradisional, pengumpulan intelijen berupa pengumpulan
informasi dari segala sumber, lalu penyimpanan dan pengurutan informasi
tersebut, dan diperkirakan sebagian kecil dari yang terkumpul akan berguna
kemudian. Hasil dari pengumpulan intelijen "produk" dan sumber serta
metode pengumpulannya "tradecraft" seringkali dirahasiakan.Biasanya
personel intelijen dibekali kemampuan lebih atau dapat dikatakan,orang yang menjadi
intelijen ialah orang-orang pilihan terbaik,Kebanyakan mereka berkamuflase
lebih hebat sehingga sangat sulit dan bahkan tak terlihat ketika berbaur dengan
masyarakat sipil atau berbaur dengan pihak musuh,karena mereka memegang prinsip
1000 cover,artinya personel intelijen tersebut memiliki 1000 id yang mana id id
tersebut menutupi identitas asli personel intelijen tersebut.Beban berat dan
tugas berat selalu dipundak mereka,Ibarat misi berhasil tak dipuji,misi tak
berhasil dicacimaki,matipun tak ada yang mengaku
Intelijen Indonesia
Asosiasi
publik ketika berbicara mengenai Intelijen, tentu tidak terlepas dari
keberadaan institusi Badan Intelijen Negara (BIN). Hal tersebut ada pembenarannya, karena BIN merupakan satu-satunya
institusi yang kedudukannya sebagai "State Intelligence".
Tulisan ini,
setidaknya akan mencoba membuka ruang "ketertutupan" institusi
Intelijen, seperti BIN, melalui perspektif "Human Interest".
Pendekatan awal ini akan memudahkan untuk mengenal lebih jauh tentang
lingkungan Intelijen. Pada bagian awal, akan didiskripsikan mengenai lingkungan
kehidupan di "HEADQUARTER" BIN.
Secara
internal, Kantor BIN dikenal dengan sebutan "Komplek Kasatrian Soekarno Hatta" , meski masyarakat di sekitar compound lebih
familiar dengan sebutan Komplek BAKIN. Memang kantor yang terletak di Jalan
Seno Raya, Pejaten Timur - Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini, dulunya merupakan
Kantor BAKIN.
Sejarah Badan Intelijen Negara (BIN)
Perjalanan
lembaga Intelijen negara telah menapaki jalan panjang, seiring lahir dan
berkembangnya Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Pasca proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, masih pada bulan Agustus 1945, pemerintah
Republik Indonesia mendirikan badan Intelijen untuk pertama kalinya, yang
dinamakan Badan Istimewa. Kolonel Zulkifli Lubis ditunjuk memimpin lembaga ini bersama sekitar 40
mantan tentara Pembela Tanah Air (Peta) yang menjadi penyelidik militer khusus.
Personel-personel Intelijen pada lembaga ini merupakan lulusan Sekolah Intelijen Militer Nakano, yang
didirikan pendudukan Jepang pada tahun 1943. Zulkifli Lubis merupakan lulusan
sekaligus komandan Intelijen pertama.
Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia sudah berubah nama sebanyak 6 kali, yaitu :
- BRANI
(Badan Rahasia Negara Indonesia)
- BKI (Badan
Koordinasi Intelijen)
- BPI (Badan Pusat
Intelijen)
- KIN (Komando
Intelijen Negara)
- BAKIN (Badan
Koordinasi Intelijen Negara)
- BIN (Badan Intelijen Negara)
Intelijen Rusia
Badan Intelijen Rusia yang beroperasi di luar negeri
adalah Foreign Intelligence Service / Sluzhba Vneshney Razvedki (SVR). SVR adalah
penerus dari Direktorat Utama Satu (PGU) / First Chief Directorate (FCD)
sejak Desember 1991. SVR berkantor pusat di Kota Yasenev, Moskow.
Berbeda dengan Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), SVR
bertanggung jawab untuk kegiatan intelijen dan spionase di
luar Federasi Rusia. Badan ini bekerja sama dengan Direktorat Intelijen Utama
Rusia (GRU), yang memiliki jumlah agen jauh lebih banyak atau sekitar
enam kali dari agen SVR yang juga tersebar di luar negeri. Data ini menurut
catatan tahun 1997. SVR juga berwenang untuk bernegosiasi dan membuat kerja
sama dalam penanganan counter terorisme
dan pengaturan kerja sama dengan badan-badan intelijen asing, serta menyediakan
pembuatan produk analisa, termasuk menyebarluaskan danmenyiapkan laporan
intelijen untuk Presiden Rusia.
Sejarah Berdirinya SVR
SVR adalah institusi intelijen yang melaksanakan
operasi intelijen luar negeri, yang sebelumnya dilakukan badan intelijen luar
negeri Era Soviet, mulai dari ‘departemen luar negeri‘ Cheka yang dipimpin oleh
Vladimir Lenin, kemudian OGPU SVR (Direktorat Negara Gabungan Politik),
NVKD (Komisariat Rakyat Dalam Negeri) , hingga Direktorat Utama Satu Komitet gosudarstvennoy bezopasnosti (KGB).
Secara resmi, SVR didirikan sebagai Bagian Khusus dari
Cheka, pada 20 Desember 1920. Kepala Cheka, Felix Dzerzhinsky, yang menciptakan
Departemen Luar Negeri Cheka (Inostranny Otdel -
INO) meningkatkan kegiatan pengumpulan serta penyebaran produk intelijen asing.
Pada tanggal 6 Pebruari 1922, Departemen Luar Negeri Cheka menjadi bagian dari
organisasi yang berganti nama dengan sebutan Direktorat Politik Negara, atau
GPU. Departemen Luar Negeri bertugas menjalankan kegiatan intelijen luar
negeri, termasuk pengumpulan intelijen penting dari negara asing serta
membekukan penanganan masalah pembelot, imigran, dan berbagai macam
'musuh rakyat'. Pada tahun 1922, setelah pembentukan Direktorat Politik Negara
(GPU) dan penggabungan dengan Komisariat Rakyat Dalam Negeri Sosialis
Federasi Rusia (RSFSR), kegiatan intelijen asing dilakukan oleh Direktorat
Negara Gabungan Politik (GPU). Pada bulan Juli 1934, Direktorat Negara Gabungan
Politik (OGPU) disatukan kembali ke dalam NKVD. Pada tahun 1954, NKVD kembali
menjadi KGB, yang pada tahun 1991, dirubah namanya menjadi SVR.
SVR adalah bagian pertama dari KGB dalam menciptakan
pemisahan identitas (sebagai Badan Intelijen Pusat atau Centralnaya Sluzhbza Razvedkyin (CSR)) pada
Oktober 1991, yang menggabungkan sebagian besar operasi luar negeri,
pengumpulan intelijen dan analisa intelijen yang dilakukan oleh Direktorat
Utama Satu KGB.
Pada
bulan September 1991, Gorbachev yang saat itu bernama Yevgeni Primakov menjabat
sebagai wakil ketua pertama Komite Keamanan Negara Uni Soviet (KGB) dan Kepala
Direktorat Utama Satu KGB. Presiden Rusia Boris Yeltsin mengkonfirmasi Primakov
sebagai kepala SVR, menggantikan CSR pada Desember 1991. Dengan kemunculan SVR
yang sebelumnya merupakan bagian dari KGB sebagai badan independen, Primakov
berkewajiban untuk melaporkan langsung kepada Presiden Boris Yeltsin.
Memasuki Februari 1996, Primakov menggantikan Andrei
Kozyrev sebagai Menteri Rusia Luar Negeri. Penunjukkan tersebut setelah pemilu
parlemen yang dilaksanakan bulan Desember, dimana kaum Komunis mengumpulkan
jumlah suara terbanyak dan siap untuk mendominasi Duma (Dewan Rakyat)
bersama-sama dengan kaum nasionalis. Kolonel Jenderal Vyacheslav Trubnikov
diangkat menduduki jabatan sebagai direktur SVR. Selanjutnya, Trubnikov adalah
lulusan Moscow State Institute of International Relations
(MGIMO) dengan spesialisasi di negara-negara Asia. Trubnikov menghabiskan
seluruh karirnya di KGB dan hidup selama 15 tahun di Asia Selatan dengan
menyamar sebagai wartawan. Pada bulan Januari 1992, Trubnikov diangkat sebagai
Deputi Direktur SVR, dan menjabat sebagai Direktur ke-23 intelijen asing sejak
didirikan pada tahun 1920.
Pada
tahun 1992, SVR mengeluarkan intelijen dalam bentuk CD-ROM yang berjudul Luar
Negeri Rusia: VChK (Cheka) -KGB-SVR, berisi tentang "pandangan sejarah dan
pengembangan salah satu dinas rahasia yang paling kuat di dunia" di mana
semua layanan disajikan menjadi satu bentuk organisasi organisasi yang paling
berkembang saat itu.
Intelijen
Inggris
Security
Service, atau dikenal dengan sebutan MI5
merupakan salah satu badan intelijen yang khusus menangani permasalahan dalam
negeri Inggris. Bekerjasama dengan Secret Intelligence Service (SIS) atau MI6,
Government Communications Headquarters (GCHQ), M15 turut memegang peran penting
dalam menjaga keamanan dalam dan luar negeri Britania Raya terutama dari aspek
Intelijen.
Sejarah
Singkat Security Service
MI5 tepatnya
berdiri pada Oktober 1909 yang awalnya dibentuk dengan tujuan memerangi operasi
spionase (kegiatan intelijen asing di negara lain) Jerman di Inggris. Pemberian
nama MI5 berawal pada April 1914, saat itu Seksi Urusan Perang bagian
dari Direktorat Operasi Militer yang merupakan cikal bakal MI5 berubah
menjadi M-05. Beberapa bulan berikutnya, tepatnya September 1916, M-05 berganti
nama menjadi MI5 (yang merupakan intelijen militer).
MI 5
terbukti efektif dalam memerangi ancaman yang datang dari luar, contohnya
keberhasilan membongkar jaringan mata-mata Jerman di Inggris selama perang
dunia pertama berlangsung. Sekitar tiga puluh lima mata-mata berhasil ditangkap
bahkan sampai dieksekusi, dipenjara dan diasingkan.
Selama
periode menjelang perang dunia ke-II, MI5 menghadapi eskalasi peningkatan
ancaman spionase yang datang dari negara Uni Soviet dan Jerman melalui ancaman
subversi komunis dan fasis. Saat itu MI5 dihadapkan pada situasi internal
yakni kekurangan sumber daya manusia selama tahun 1929.Terjadi penurunan jumlah
staf dari 844 petugas menjadi 12 orang. Walaupun demikian, kekurangan
personil tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab MI5
yang saat itu dipegang oleh Sir Vernon Kell.
Di tahun
yang sama, MI5 berubah namanya menjadi The Defence Security Service,
dan bertahan kurang lebih 2 tahun. The Defence Security Service,
kembali mengalami pergantian nama baru yaitu Security Service, yang
sampai saat ini masih digunakan. Tahun 1931, Security Service diberi kewenangan
dan tanggung jawab lebih, dalam menganalisa ancaman keamanan Inggris dari
kelompok teroris Irlandia, Irish Republican Army (IRA) dan
anarkisme, yang juga menjadi tanggung jawab dari kepolisian.
Periode
Perang Dunia ke-II, Security Service memainkan peranan penting
dalam memerangi ancaman spionase, penyadapan komunikasi Jerman dan menyebarkan
disinformasi ke Jerman. Security Service berhasil
membongkar identitas agen musuh yang menetap di Inggris, beberapa dari mereka
berhasil direkrut kembali untuk diajak kerja sama menjadi agen ganda.
Tugas agen ganda pada saat itu, berperan dalam menyebarkan disinformasi kepada
pihak Jerman, seperti penyebaran strategi militer, atau disebut sistem “Double
Cross”. Sistem double cross merupakan desepsi paling
efektif yang berhasil dalam memuluskan pendaratan tentara sekutu di Normandia,
atau dikenal dengan sebutan peristiwa D-Day pada bulan Juni 1944 (keberhasilan
Agen Garbo dalam Operasi Fortitude).
Pada Mei
1940, Ketua Security Service, Sir Vernon Kell diberhentikan Perdana
Menteri, Winston Churchill dan digantikan oleh Brigadier Oswald” Jasper”
Harker, yang kemudian, pada April 1941, digantikan Sir David Petrie. Dibawah
kepemimpinan Sir David, Security Service menunjukkan prestasi
terbesarnya, yaitu melawan spionase Jerman.
Setelah
tahun 1945, pasca tertangkapnya beberapa agen Jerman, Security Service mempelajari
beberapa catatan kegiatan, dan dari hasil catatannya tersebut, ditemukan hampir
sekitar 115 agen Jerman atau lebih, berhasil disusupkan ke Inggris. Security
Service juga berhasil melakukan identifikasi terhadap agen-agen
tersebut, dan selanjutnya ditangkap dan diperlakukan tanpa melalui proses
persidangan, kecuali agen yang telah melakukan bunuh diri sebelum ditangkap.
Dalam kurun waktu 6 bulan pertama, sekitar 64 ribu warga asing yang berasal
dari Jerman, Austria dan Italia yang menetap di Inggris telah menjalani proses
pemeriksaan melalui wawancara dan dinyatakan bahwa mereka “berteman dengan
sekutu”. Dalam perkembangan selanjutnya, tersangka simpati Nazi Inggris seperti
Sir. Oswald Mosley dipenjara karena diduga melakukan kegiatan subversi di dalam
negeri Inggris.
Pasca perang
dunia ke-II, Security Service berusaha memperluas cara
pandangnya dan berusaha ingin mendominasi pengaruhnya untuk jangka waktu
30 tahun ke depan, dengan memanfaatkan konflik ideologi antara blok
Soviet dan Demokrasi Barat. Subversi dan spionase Soviet digunakan sebagai
pintu masuk membentuk bidang kerja Security Service semenjak perang
dunia, dan ketika memasuki tahun 1970, Security Service menggunakan
isu terorisme agar menjadi perhatian bersama dalam memerangi ancaman serius
terhadap keamanan nasional.
Perubahan
fokus ancaman subversi semakin berkurang, semenjak memasuki era tahun 1990 an,
yang ditandai dengan runtuhnya blok komunis. Spektrum ancaman yang semakin
meluas, Security Service juga dihadapkan pada ancaman serangan
kelompok IRA yang terus berlanjut dan semakin besar, terkonsentrasi di wilayah
Irlandia Utara dan Inggris daratan . Selain itu, Security Service juga
harus melawan terorisme internasional yang belakang ini semakin tumbuh pesat di
beberapa wilayah bagian dunia. Selanjutnya, Oktober 1992, Security
Service memegang kendali dan bertanggung jawab dalam menanggulangi
terorisme yang ada di Irlandia Utara dan Inggris daratan yang sebelumnya
menjadi tanggung jawab dari Kepolisian Metropolitan Inggris. Adanya kewenangan
lebih tersebut, tidak langsung mengesampingkan tanggung jawab Police
Service of Northern Ireland (semula The Royal Ulster
Constabulary) yang tetap diberi kewenangan yang sama dalam mengatasi
kelompok teroris di Irlandia Utara.
Sampai
dengan saat ini, Security Service masih mempunyai pekerjaan
rumah seperti melakukan operasi intelijen jangka panjang melawan terorisme luar
negeri yang berhubungan dengan Irlandia Utara. Operasi tersebut telah dimulai
selama kurun waktu tahun 1970-1980 an. Security Service juga
sempat mencatatkan prestasinya dengan memperoleh nama baik di depan publik
Inggris, sekitar pertengahan 1990 an, sejumlah anggota Security
Service berhasil membuktikan percobaan tindak terorisme yang akan
dilakukan kelompok IRA.
Intelligence
Service Act yang disahkan tahun 1994, semakin
menguatkan basis hukum kegiatan dan operasional Security Service yang
juga menjembatani lahirnya Komite Intelijen dan Keamanan. Berselang waktu dua
tahun, kembali Security Service Act diamandemen dengan
mengamanatkan pemberian ruang gerak lebih bagi Security Service dalam
membantu instansi penegakkan hukum lainnya untuk memerangi kejahatan serius.
Intelijen Amerika
Central Intelligence
Agency (CIA) adalah salah satu badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat.
Sebagai lembaga eksekutif, CIA berada di bawah Director of
National Intelligence.
CIA memiliki tiga aktivitas utama, yaitu mengumpulkan informasi seputar
pemerintah asing, perusahaan, dan individu; menganalisis informasi tersebut
beserta hasil intelijen dari badan intelijen A.S. lainnya untuk menghasilkan penilaian intelijen keamanan
nasional yang diajukan
kepada para pembuat kebijakan senior Amerika Serikat dan
melaksanakan atau mengawasi aktivitas tertutup dan beberapa operasi taktis oleh
karyawannya sendiri, anggota militer A.S., atau rekan lainnya atas permintaan
Presiden Amerika Serikat. Misalnya,
CIA bisa memiliki pengaruh politik luar negeri melalui divisi-divisi taktisnya
seperti Special Activities Division.
Markas CIA terletak di Langley,
Virginia, beberapa mil di sebelah barat Washington, D.C. Karyawan-karyawannya
bekerja di kedutaan A.S. dan sejumlah lokasi lain di seluruh duia.
CIA menggantikan Office of Strategic Services (OSS) yang dibentuk pada Perang Dunia
II untuk
mengoordinasikan aktivitas spionase rahasia Angkatan Bersenjata Amerika Serikat melawan kekuatan
Poros. National
Security Act of 1947 meresmikan
keberadaan CIA dan "menghapus fungsi polisi atau penegakan hukum di dalam
maupun luar negeri".
Banyak kritik yang ditujukan kepada CIA terkait kegagalan keamanan dan
kontraintelijennya, kegagalan analisis intelijen, masalah hak asasi manusia,
investigasi luar negeri dan pengungkapan dokumen, memengaruhi opini publik dan
penegak hukum, penyelundupan obat-obatan terlarang, dan berbohong kepada
Kongres. Pihak lainnya, seperti
pembelot blok Timur Ion Mihai Pacepa, mengakui
CIA sebagai "organisasi intelijen terbaik di dunia sejauh ini," dan
berpendapat bahwa aktivitas-aktivitas CIA dilaksanakan dengan sangat cermat dan
belum pernah terpikirikan oleh badan-badan intelijen lainnya di seluruh dunia
Sejarah
Singkat CIA
Central
Intelligence Agency (CIA) merupakan Badan Intelijen
Amerika Serikat yang pada mulanya dikenal dengan sebutan Coordinator of
Information (CI). Presiden Franklin D Roosevelt mengangkat William J Donovan
sebagai ketuanya. Tahun 1942, CI secara resmi berubah nama menjadi Office
of Strategic Service (OSS) dengan tugas pertamanya mengumpulkan
dan menganalisa informasi strategis.
Pasca Perang
Dunia ke-2, OSS dibubarkan. Presiden Harry S.Truman kemudian membentuk Central
Intelligence Group (CIG). Lembaga ini bertugas melakukan seleksi,
menilai informasi serta melaporkan hasil analisis berdasarkan informasi yang
telah diolah kepada presiden. Sepanjang CIG menjalankan fungsinya, Presiden
Truman merasa tidak puas dengan kinerja CIG, bahkan pihak militer
dan Federal Bureau of Investigation (FBI) merasa tidak sejalan
dengan CIG. Tidak berselang lama, akhirnya Presiden Truman, menandatangani
Undang-Undang Keamanan Nasional tahun 1947 yang menandai secara resmi
berdirinya CIA.
Pada tahun
1949, Central Intelligence Agency Act
disahkan untuk melengkapi Undang-Undang Keamanan Nasional tahun 1947.
Undang-undang tersebut memberikan kewajiban kepada CIA untuk mengkoordinasikan
seluruh kegiatan intelijen di luar negeri dan mengkorelasikan, mengevaluasi
serta menyebarluaskan informasi intelijen yang berpengaruh terhadap keamanan
negara. Selain itu, CIA juga melaksanakan tugas dan fungsi lainnya yang
berkaitan dengan intelijen sebagaimana diarahkan oleh Nasional Security
Council (NSC). Undang-Undang intelijen merupakan otoritas hukum yang
memberikan CIA keleluasaan untuk menerapkan prosedur fiskal dan administratif
secara rahasia guna melindungi sumber-sumber dan metoda intelijen dari
kebocoran.
Memasuki era
perang dingin, memunculkan kekuatan penyeimbang AS, CIA diberi wewenang yang
sangat luas untuk mengimbangi kekuatan operasional dari badan intelijen Uni
Soviet, Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), yang juga
merupakan cikal bakal lahirnya badan intelijen Uni Soviet. Sampai saat ini, CIA
masih mempunyai pengaruh yang kuat, terbukti selain mempunyai hubungan erat
dengan badan-badan intelijen seluruh dunia, CIA juga dilengkapi kewenangan
dalam pemakaian satelit mata-mata milik National Recon Office,
alat sadap milik National Security Agency, Sistem Echelon Pesawat
mata-mata milik US Air Force, alat-alat intelijen milik anggota
komunitas intelijen (komintel) lainnya, serta diperbolehkan menggunakan pasukan
reguler dan pasukan satuan khusus militer AS yang mendukung kegiatan dan
operasi CIA.
Intelijen
Australia
The
Australian Secret Intelligence Service (ASIS) adalah badan intelijen milik
Pemerintah Australia yang bertugas mengumpulkan informasi intelijen luar negeri
dan melakukan tugas kontra intelijen. Keberadaannya diatur dalam Intelligence
Service Act tahun 2001, yang bersatu dalam Australian
Intelligence Community (AIC).
Sejarah ASIS
The
Australian Secret Intelligence Service (ASIS)
dibentuk pada 13 Mei 1952. ASIS bertugas untuk mengumpulkan informasi intelijen
luar negeri terutama di kawasan Asia Pasifik. Selama lebih dari 20 tahun,
eksistensi ASIS tetap dirahasiakan meskipun terhadap anggota pemerintah
Australia.
Berdasarkan Intelligence
Service Act tahun 2001, ASIS berperan dalam menghasilkan informasi
intelijen yang berasal dari human source yang berada di luar
negeri. Saat ini, wilayah kerja ASIS berkaitan dengan urusan hubungan luar
negeri dan bertanggung jawab kepada menteri Luar Negeri Australia.
ASIS merupakan dinas rahasia Australia yang berfungsi sebagai penghubung dengan
dinas intelijen asing untuk menjalin hubungan luar negeri demi kepentingan
keamanan dan kesejahteraan perekonomian nasional Australia. ASIS juga berfungsi
sebagai penangkal dinas intelijen asing yang mengancam kepentingan nasional Australia.
ASIS bekerja secara berdampingan dan mempunyai ikatan yang kuat dengan anggota
komunitas intelijen Australian/ Australian Intelligence Community (AIC).
Ikatan dan komunikasi merupakan kegiatan terkoordinasi dengan aktivitas
intelijen yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
Saat ini,
ASIS dipimpin oleh Direktur Umum/Jenderal yang ditetapkan oleh Gubernur
Jenderal. Direktur Umum/Jenderal bertanggung jawab kepada Menteri Luar Negeri
yang mengatur ASIS dan memberikan saran berhubungan dengan ASIS. Menurut hukum,
Direktur Umum merupakan satu-satunya yang diketahui oleh publik. Nick Warner
ditetapkan sebagai Direktur Umum ASIS sejak 17 Agustus 2009, sebelumnya pada
Desember 2006, pernah menjabat sebagai Sekertaris Pertahanan.
Misi ASIS
adalah menjaga dan mendukung kepentingan vital Australia melalui ketentuan
badan intelijen luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah Australia.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam kinerja ASIS mencakup keragaman, mengikuti
perubahan dan mendorong ide baru dan inovasi. Beberapa nilai ASIS antara lain
pelayanan terbaik, kepercayaan dan tanggung jawab, inovasi dan keberanian,
kesatuan dan loyalitas.
Tujuan utama
ASIS adalah mendapatkan dan mendistribusikan informasi intelijen terhadap
kemampuan, niat dan kegiatan seseorang maupun organisasi yang berada di luar
Australia yang dapat berdampak pada kepentingan pemerintah dan kesejahteraan
penduduk Australia.
Intelijen Jerman
BND yang
merupakan singkatan dari Bundesnachrichendienst atau
Federal Intelligence Service adalah badan intelijen luar negeri Republik
Federal Jerman. Saat ini, BND menjadi pemain kunci dalam perekonomian, politik,
kelompok pertahanan dan populasi yang semuanya berujung pada peningkatan
kesejahteraan hidup Eropa.
Permulaan
abad ke-20, BND menetapkan prioritas utama dalam cakupan tugasnya yaitu
penggunaan teknologi, terorisme internasional, kejahatan internasional,
peredaran senjata internasional dan imigrasi illegal. BND juga dilengkapi
dengan kewenangan penegakan hukum dalam memerangi terorisme dan ancaman
lainnya.
BND
memberikan kontribusi penting bagi keamanan luar negeri, termasuk memberikan
jaminan perlindungan bagi warga negaranya yang menetap di luar negeri. Di
samping itu, memberikan dukungan bagi Bundeswehr (militer
Jerman) dalam menjalankan misinya di luar negeri. Tidak kalah pentingnya, BND
memberikan informasi dan nasehat kepada Pemerintah Federal, terutama dalam
masalah keamanan politik dan kebijakan luar negeri yang berbasis pada
kepentingan global dan integrasi kerjasama internasional.
Di bawah
kendali Kantor Kanselir (Bundeskanzleramt), BND memberikan peringatan
dini kepada pemerintah Jerman atas hal ikhwal yang dapat menganggu dan
mengancam kepentingan Jerman di luar negeri. Hampir semua urusan di dunia
mendapat perhatian dari BND yang beroperasi di lebih 100 negara, dengan tugas
utama mengumpulkan informasi. BND secara teratur melakukan pertukaran informasi
dengan institusi keamanan terkait, termasuk Kantor Kepolisian Federal, Kantor
Bea Cukai dan kantor yang menangani masalah perbatasan. Selain menyampaikan
laporan ke Bonn, dalam situasi krisis BND menyampaikan pula analisis umum dan analisis
situasi tertentu berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber terbuka
maupun tertutup, atau pertukaran informasi dari dinas-dinas intelijen negara
lain.
BND menyebar
agen-agennya di berbagai negara bagian Jerman dan melakukan kegiatan monitoring
di pusat Eropa. BND juga mempunyai kesepakatan dengan dinas intelijen Rusia
yang berisi kerja sama memerangi penyelundupan nuklir.
Sejarah BND
Awal mula BND merupakan
badan intelijen militer Jerman Timur selama kurun waktu Perang Dunia II . Abteilung
Fremde Heere Ost (Seksi FHO) termasuk dalam Staf Umum, yang dipimpin
oleh Wehrmacht, Mayor Jender Reinhard Gehlen. Tujuan dibentuk
BND untuk mengumpulkan informasi dari Tentara Merah. Tahun 1946, Gehlen
mendirikan badan intelijen yang dikenal dengan organisasi Gehlen atau disingkat
dengan nama “The Org”. Pada April 1956, organisasi Gehlen, mengendalikan dinas
intelijen Jerman Barat yang baru yaitu BND. Organisasi Gehlen memimpin BND
sampai tahun 1968 dan kemudian digantikan oleh Jenderal Gerhard Wessel, seorang
ahli bidang urusan dan organisasi Uni Soviet
Intelijen
Cina
Republik
Rakyat Cina memiliki beberapa badan intelijen yaitu Ministry of Public
Security (MPS/Departemen Keamanan Publik) yang mengurusi persoalan
dalam negeri, Ministry of State Security (MSS/Departemen
Keamanan Negara) yang berhubungan dengan hal ihwal tentang kegiatan dan operasi
intelijen luar negeri, dan The Military Intelligence Departement (MID/Departemen
Intelijen Militer) yang dikenal dengan Departemen Kedua (Er Bu) dari People
Liberation Army/ Tentara Pembebasan Rakyat yang fokus menangani intelijen
militer taktis.
Operasi
intelijen Cina menyebar dan dikenal aktif melakukan operasi kontra intelijen di
seluruh dunia. Tulisan ini akan fokus menyoroti MSS, yang berhubungan dengan
operasi pengumpulan intelijen secara tertutup di luar negeri.
Ministry of
State Security merupakan badan keamanan dari
Republik Rakyat Cina yang berhubungan dengan urusan intelijen luar
negeri, yang mempunyai wilayah yurisdiksi di seluruh wilayah Republik
Rakyat Cina. MSS menginduk pada Dewan Negara. Pasal 4 dari UU Acara
Pidana memberikan MSS kewenangan yang sama untuk menangkap atau menahan orang,
sebagaimana polisi biasa, untuk kejahatan yang melibatkan keamanan negara
dengan melalui pengawasan dari pengadilan.
MSS
mempunyai perwakilan di lebih dari 170 kota dan hampir 50 negara di seluruh
belahan dunia. Organisasi ini digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu cabang
umum, cabang dan sub-cabang. MSS bermarkas di Beijing.
Intelijen
Cina tersebar di seluruh penjuru dunia, mulai dari di Amerika Serikat, Kanada,
Eropa Barat dan Utara, serta Jepang. Mereka menggunakan kedok sebagai
pengusaha, bankir, akademisi, dan wartawan. Hal ini menunjukkan betapa luas
ruang lingkup cakupan agen MSS.
Sejarah
MSS
Sebelum
menjadi organisasi intelijen modern, MSS bernama Central Departemen of
Social Affairs (CDSA/Departemen Sosial), yang merupakan bagian penting
dari Communist Party of China (CPC/Partai Komunis Cina). Markas
CDSA beroperasi di daerah basis komunis Yan’an, tepatnya di Provinsi Shaanxi,
Cina Utara, selama periode tahun 1937-1945. Dalam perang Jepang-Sino kedua,
CDSA melaporkan kepada CPC tentang situasi dunia, berdasarkan laporan berita
yang dilengkapi dengan data intelijen penting. CDSA mengalami reorganisasi
ketika memasuki musim panas pada tahun 1949. Perubahan tersebut mengakibatkan
pergantian nama dan beberapa perwira intelijen yang menonjol dipindahkan ke
posisi jabatan senior di kementerian baru Ministry of Public Security/Kementerian
Keamanan Publik dari CCP Central Revolutionary Military Affair
Commision/Komisi Militer Pusat Partai Komunis Cina Komite Sentral (pasca
berdirinya Republik Rakyat Cina lembaga ini berubah nama menjadi Ministry
of Public Security of Central People’s Government/Kementerian Keamanan
Publik Pemerintahan Rakyat Pusat). Setelah perpanjangan masa transisi, mantan
anggota CDSA menjadi anggota People’s Liberation Army, yang
sepenuhnya dihidupkan kembali di bawah Komite Sentral Partai Komunis (Communist
Party Central Commite) pada tahun 1955, yang sekarang menjadi Central
Investigation Departement (CID /Departemen Pusat Investigasi).
Perkembangan
selanjutnya, pada tahun 1983, terjadi merger/peleburan antara CID
dan bagian kontra intelijen MPS. Kedua departemen tersebut bergabung menjadi
satu dalam wadah MSS. Di tahun yang sama, diangkat kepala MSS yang pertama
bernama Ling Yun, mantan pendiri PRC dan pernah menjabat sebagai wakil menteri
MPS. Usia jabatan Ling Yun terbilang cukup singkat, sampai dengan tahun 1985.
Berikutnya, digantikan oleh Jia Chunwang, mantan anggota Central
Committee CPC, dikenal sebagai kepala MSS terlama, dari tahun 1985-1998.
MSS mengalami restrukturisasi sekitar tahun 2003, saat itu dibawah kepimpinan
Xu Yongyue, menduduki kursi orang nomor satu di MSS sejak tahun 1998. Selama
menjabat sebagai kepala, MSS diarahkan pada usaha penindakan terhadap kegiatan
Falun Gong.
Sampai saat
ini, MSS masih dikenal tertutup dan publik tidak bisa mengakses informasi yang
dibutuhkan seputar kegiatan MSS yang bersifat terbuka, karena tidak mempunyai
website resmi dan juru bicara organisasi.
Intelijen Korea Selatan
Republik Korea Selatan
memiliki badan intelijen negara yang dikenal dengan nama National
Intelligence Service (NIS). NIS mempunyai tugas utama menjaga keamanan
nasional dan mengenalkan kepentingan nasional. NIS menyediakan laporan
intelijen tentang keamanan, dan investigasi kejahatan untuk menjamin keamanan
nasional, sesuai dengan Pasal 15 Undang-Undang Organisasi Pemerintah Korea
Selatan.
Sejarah NIS
Badan intelijen Korea Selatan didirikan pada 15 Agustus 1948, diawali dengan
tugas utama sebagai badan pemerintah, termasuk militer, yang menangani lingkup
domestik, luar negeri, dan fungsi komunikasi intelijen. Sifat dari badan
intelijen Korea Selatan tidak terpusat pada komunitas intelijen, namun lebih
ditekankan pada pembatasan dan mengefektifkan kinerja intelijen, agar tidak ada
kesalahan intelijen, tidak ada tugas yang tumpang tindih, dan tidak ada
persaingan sengit lainnya.
Pada 10 Juni 1961, Republik Korea Selatan mendirikan badan intelijen dengan
nama Korean Central Intelligence Agency (KCIA) yang bertujuan
untuk melindungi rakyat, menjamin keamanan nasional, dan mendorong tercapainya
kepentingan nasional. Pada Januari 1981 KCIA berubah menjadi National
Security Planning Agency (NSPA). Di tahun 1994, NSPA melakukan
perubahan signifikan terutama pada pembatasan kegiatan agar lebih efektif,
termasuk diantaranya perjanjian kekuasaan Korea dan partai oposisi. NSPA mulai
mengembangkan prosedur dan mekanisme untuk mengagalkan kejahatan internasional
dan terorisme. Pada Januari 1999, NSPA berganti nama dengan nama National
Intelligence Service (NIS).
NIS dipimpin oleh seorang direktur dan bertanggung jawab langsung kepada
presiden. Tahun 1995, terjadi pemindahan lokasi markas pusat NIS ke
Naegok-dong, Seoul Selatan. Sebelumnya, selama 34 tahun markas NIS berada di
daerah Mt.Nam, di pusat kota Seoul dan Imun-dong, Seoul Timur.
Pada 2003 Presiden Korea Selantan, Roh Moo-hyun, berusaha membawa perubahan
internal dalam tubuh NIS. Roh menunjuk Ko Young-koo, mantan pengacara HAM,
sebagai direktur NIS. Biro anti komunis NIS dibubarkan, beberapa intelijen
dalam negeri, dan kegiatan surveilance dipatenkan atau dipindahkan ke kesatuan
kepolisian nasional.
Intelijen Israel
Mossad
merupakan dinas intelijen milik Israel. Pembentukannya bertujuan untuk menjaga
stabilitas keamanan nasional Israel melalui pemberian informasi awal seputar
ancaman yang berasal dari Liga Arab secara lebih akurat dan tertata. Mossad
tujuan meningkatkan kemampuan operasional dan untuk menyatukan pengumpulan
informasi intelijen luar negeri.
Sejarah
Singkat Mossad
Sebelum
Israel merdeka, sudah ada beberapa organisasi sukwan (sukarelawan) bawah tanah
di masyarakat Yahudi (Yishuv) yaitu: Haganah (1920), Etzel (1931),
dan Lehi (1940) yang memperjuangkan kemerdekaan. Tugas
kelompok sukwan Yahudi tersebut melindung imigran Yahudi, menghadapi kerusuhan
kelompok Arab, penyedia dan sebagai kurir informasi. Diantara beberapa sukwan
yang paling terkenal adalah Haganah, mendirikan Shai-Sherut
Yediot (layanan informasi) dengan tugas mengumpulkan informasi untuk
keperluan operasional Haganah dan juga memberikan informasi
kepada pimpinan kelompok Yahudi lainnya sebagai bahan perundingan dengan
penduduk Arab dan negara Arab.
Sejarah
lahirnya Mossad berawal dari satu lembaga keamanan Varash (Kepala
Komite Badan Intelijen) dipimpin oleh Reuven Shiloah yang terbentuk pada bulan
April 1949. Keanggotaannya terdiri dari kepala Shai (unit
Haganah), departemen politik, angkatan bersenjata dan polisi. Menyusul
berikutnya, Israel mendeklarasikan sebagai sebuah negara secara resmi
pada 14 Mei 1948 dengan didukung oleh Amerika dan dunia barat. Memasuki
bulan Juli 1949, Reuven Shiloah mengusulkan dibentuk satu badan pusat keamanan
dan intelijen untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan kegiatan keamanan dan
intelijen. Tepatnya pada tanggal 13 Desember 1949, Presiden Ben Gurion,
meresmikan terbentuknya Central Institute for Coordination (CIC)
yang berfungsi meningkatkan koordinasi antara departemen Shabak (intelijen
dalam negeri) , Aman (intelijen militer) dan politik
Departemen Luar Negeri, dengan dibawah kendali Kementerian Luar Negeri, atau
lebih dikenal dengan Mossad.
Melalui
keputusan Presiden Ben Gurion, menetapkan Reuven Shiloah sebagai kepala
departemen politik Departemen Luar Negeri dan menjadi penasehat khusus Menteri
Luar Negeri dengan tugas mengumpulkan dan mensuplai info. Adapun tugas awalnya
yaitu mengkoordinir departemen politik dan orang-orang keamanan dalam negeri dan
intelijen militer. Pada bulan Maret 1951, Presiden Ben Gurion melakukan
reorganisasi Mossad dengan tujuan meningkatkan kemampuan operasional dan untuk
menyatukan pengumpulan informasi intelijen luar negeri. Mossad mulai melepaskan
diri dari Kementerian Luar Negeri, sejak saat itu berada dibawah kendali dan
pengawasan langsung Perdana Menteri.
Intelijen Perancis
DGSE
(General Directorate for External Security) Prancis
Badan
intelijen menjadi kekuatan penting bagi keberadaan suatu negara, tidak
terkecuali bagi Perancis yang mempunyai sejarah panjang transformasi sosial
politik. Badan Intelijen Perancis terbagi menjadi dua satuan utama yaitu The
Central Directorate of Interiori Intelligence (DCRI) bertugas
mengurusi masalah domestik, dan Direction Generale De La Securite
Exterieure (DGSE) mengurusi masalah luar negeri. DGSE merupakan
badan intelijen Perancis yang menangani bagian luar dengan kendali dibawah
arahan Kementerian Pertahanan Perancis. DGSE mempunyai sejarah cerita tidak
terlalu banyak dibandingkan dengan badan intelijen negara lain. Fokus utama
yang menjadi konsentrasi tugas DGSE adalah mengumpulkan intelijen dari luar negeri
agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan militer dan strategis bagi
negara Perancis.
DGSE
juga melakukan kerja sama dengan DCRI, keduanya saling berkoordinasi dalam
masalah intelijen dan keamanan nasional. Oleh karena itu, melalui profil singkat
ini diharapkan memberikan gambaran terhadap porsi tugas DGSE sebagai salah satu
badan intelijen negara Perancis yang menangani masalah luar negerinya.
Direktorat
Jenderal Eksternal Keamanan adalah badan intelijen eksternal Perancis.
Beroperasi di bawah arahan dari kementerian pertahanan Perancis, lembaga karya
bersama DCRI (the Central Directorate of Interior Intelligence) dalam
memberikan informasi intelijen dan keamanan nasional, terutama dengan melakukan
operasi militer dan kontra intelijen luar negeri. Direktorat Jenderal Keamanan
Eksternal (DGSE) dari Perancis memiliki sejarah yang agak pendek dibandingkan
dengan badan-badan intelijen lain di wilayah ini. Secara resmi didirikan pada
tahun 1982 dari banyak badan intelijen sebelumnya di negeri ini. Fokus utamanya
adalah untuk mengumpulkan intelijen dari luar negeri untuk membantu dalam
pengambilan keputusan militer dan strategis bagi negara. Badan ini mempekerjakan
lebih dari lima ribu orang.
Sejarah Singkat DGSE
Sejarah
singkat berdirinya DGSE dimulai sekitar tahun 1947, didahului
terbentuknya organisasi Deucieme Bureau sebagai badan intelijen
militer khusus masalah luar negeri Perancis sejak tahun 1871. Setelah Perancis
menderita kekalahan sekitar tahun 1940, segala urusan intelijen ditangani oleh Centre
d’information Gouvernemental/Center for Government Information (CIG),
dengan diketuai Laksamana Francois Darlan.
Pada
tanggal 1 Juli 1940, masih dalam masa pengasingan, Pemerintah Perancis
menciptakan dinas intelijen sendiri, yang dikenal sebagai Service de
Renseignements (SR) dengan menugaskan Jenderal Charles de Gaulle untuk
memimpin organisasi tersebut. Perubahan mewarnai dinamika organisasi intelijen
ini, selang satu tahun, tepat pada 15 April 1941 SR berganti nama menjadi Bureau
Central de Renseignement et d’action Militaire (BCRAM), dan kembali
merubah nama menjadi Bureau Central de Renseignements et D’action (BCRA)
pada tanggal 17 Januari 1942 dipimpin oleh Captain Andre Manuel (Pallas) yang
saat itu masih berhubungan erat dengan Badan Intelijen Inggris MI6. Bagian dari
BCRA meliputi Action Militaire/Military Action (AM), Contre-Espionnage/ Counterintelligence (CE), Evasion/Escape (E), Politique (N/M
for non militaire/non-military operations).
Konstelasi
perpolitikan di Perancis membuat sejarah baru bagi perkembangan badan intelijen
Perancis. Rekonsiliasi antara Jenderal Henri Giraud dan Charles de Gaulle tahun
1943 mengantarkan Giraud sebagai kepala komandan pasukan bersenjata, dan de
Gaulle sebagai presiden. Kesepakatan tersebut berhasil mengubah wajah
organisasi BCRA melalui peleburan dengan badan intelijen pimpinan Louis
Rivet menjadi sebuah organisasi baru bernama The Direction Generale Des
Service Speciaux (DGSS), dengan diikuti pengunduran diri dari Louis
Rivet. Pada tahun 1944 DGSS berubah menjadi the Direction generale
des etudes et recherces (DGER) yang belakangan pada tahun 1945
berubah menjadi the Service de Documentation Ecterieure et de
Contre-Espionnage (SDECE) dengan penanggung jawab Perdana Menteri.
Keberadaan SDECE sempat menggegerkan dengan berita skandal dan kontroversi
melalui kewenangan yang tak terbatas termasuk pendanaan kegiatan operasi
seperti saat perang Vietnam dari hasil perdagangan obat-obatan. Selain
itu, terjadi konflik internal dalam SDECE dengan adanya perebutan pengaruh yang
berakibat pada penyalahgunaan kegiatan operasi. Akibatnya, SDECE ditempatkan
dibawah kendali Kementerian Pertahanan. Badan organisasi intelijen Perancis
kembali mengalami perubahan melalui restrukturisasi organisasi yang dilakukan
pada 4 April 1982, SDECE berubah menjadi Direction Generale De La Securite
Exterieure (DGSE). Tugas utama DGSE adalah menjamin keamanan dalam negeri
dan berkerja sama dengan badan intelijen asing.
*Berbagai Sumber