Selasa, 19 November 2013

Mengenal Intelijen



Baru-baru  ini Berita Nasional maupun Internasional ramai di bicarakan dengan aksi penyadapan yang di lakukan oleh Intelijen Amerika Serikat di berbagai negara sepeti Rusia, Cina, Perancis,Indonesia dll...Bahkan Australia juga melakukan penyadapan terhadap Indonesia. Entah itu yang di Sadap Warganya, Pemerintahaan, maupun Pemimimpin Negara itu sendiri. Angker, rahasia, misterius, tertutup, klandestin, dan bahkan kekerasan. Itulah kesan spontan yang sering muncul dari mindset publik, ketika ditanyakan perihal dunia Intelijen. Di sini saya ingin berbagi info tentang Intelejen yang di miliki berbagai negara.

Intelijen

Intelijen / intelligence adalah informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya, berbeda dengan "data", yang berupa informasi yang akurat, atau "fakta" yang merupakan informasi yang telah diverifikasi. Intelijen kadang disebut "data aktif" atau "intelijen aktif", informasi ini biasanya mengenai rencana, keputusan, dan kegiatan suatu pihak, yang penting untuk ditindak-lanjuti atau dianggap berharga dari sudut pandang organisasi pengumpul intelijen. Pada dinas intelijen dan dinas terkait lainnya, intelijen merupakan data aktif, ditambah dengan proses dan hasil dari pengumpulan dan analisis data tersebut, yang terbentuk oleh jaringan yang kohesif.


Informasi yang dikumpulkan bisa sulit untuk didapatkan, atau bahkan informasi rahasia, yang didapatkan dengan spionase "sumber tertutup", atau dapat juga berupa informasi yang tersedia bebas, di surat kabar atau internet "sumber terbuka". Secara tradisional, pengumpulan intelijen berupa pengumpulan informasi dari segala sumber, lalu penyimpanan dan pengurutan informasi tersebut, dan diperkirakan sebagian kecil dari yang terkumpul akan berguna kemudian. Hasil dari pengumpulan intelijen "produk" dan sumber serta metode pengumpulannya "tradecraft" seringkali dirahasiakan.Biasanya personel intelijen dibekali kemampuan lebih atau dapat dikatakan,orang yang menjadi intelijen ialah orang-orang pilihan terbaik,Kebanyakan mereka berkamuflase lebih hebat sehingga sangat sulit dan bahkan tak terlihat ketika berbaur dengan masyarakat sipil atau berbaur dengan pihak musuh,karena mereka memegang prinsip 1000 cover,artinya personel intelijen tersebut memiliki 1000 id yang mana id id tersebut menutupi identitas asli personel intelijen tersebut.Beban berat dan tugas berat selalu dipundak mereka,Ibarat misi berhasil tak dipuji,misi tak berhasil dicacimaki,matipun tak ada yang mengaku

Intelijen Indonesia

Asosiasi publik ketika berbicara mengenai Intelijen, tentu tidak terlepas dari keberadaan institusi Badan Intelijen Negara (BIN). Hal tersebut ada pembenarannya, karena BIN merupakan satu-satunya institusi yang kedudukannya sebagai "State Intelligence".
Tulisan ini, setidaknya akan mencoba membuka ruang "ketertutupan" institusi Intelijen, seperti BIN, melalui perspektif "Human Interest". Pendekatan awal ini akan memudahkan untuk mengenal lebih jauh tentang lingkungan Intelijen. Pada bagian awal, akan didiskripsikan mengenai lingkungan kehidupan di "HEADQUARTER" BIN.
Secara internal, Kantor BIN dikenal dengan sebutan "Komplek Kasatrian Soekarno Hatta" , meski masyarakat di sekitar compound lebih familiar dengan sebutan Komplek BAKIN. Memang kantor yang terletak di Jalan Seno Raya, Pejaten Timur - Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini, dulunya merupakan Kantor BAKIN.

Sejarah Badan Intelijen Negara (BIN)

Perjalanan lembaga Intelijen negara telah menapaki jalan panjang, seiring lahir dan berkembangnya Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, masih pada bulan Agustus 1945, pemerintah Republik Indonesia mendirikan badan Intelijen untuk pertama kalinya, yang dinamakan Badan Istimewa. Kolonel Zulkifli Lubis ditunjuk memimpin lembaga ini bersama sekitar 40 mantan tentara Pembela Tanah Air (Peta) yang menjadi penyelidik militer khusus. Personel-personel Intelijen pada lembaga ini merupakan lulusan Sekolah Intelijen Militer Nakano, yang didirikan pendudukan Jepang pada tahun 1943. Zulkifli Lubis merupakan lulusan sekaligus komandan Intelijen pertama.

Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia sudah berubah nama sebanyak 6 kali, yaitu :
  1. BRANI (Badan Rahasia Negara Indonesia)
  2. BKI (Badan Koordinasi Intelijen)
  3. BPI (Badan Pusat Intelijen)
  4. KIN (Komando Intelijen Negara)
  5. BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara)
  6. BIN (Badan Intelijen Negara)



Intelijen Rusia


Badan Intelijen Rusia yang beroperasi di luar negeri adalah Foreign Intelligence Service / Sluzhba Vneshney Razvedki (SVR).  SVR adalah penerus dari Direktorat Utama Satu (PGU) / First Chief Directorate (FCD)  sejak Desember 1991. SVR berkantor pusat di Kota Yasenev, Moskow.
Berbeda dengan Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), SVR bertanggung jawab untuk kegiatan intelijen dan spionase di luar Federasi Rusia. Badan ini bekerja sama dengan Direktorat Intelijen Utama Rusia (GRU), yang  memiliki jumlah agen jauh lebih banyak atau sekitar enam kali dari agen SVR yang juga tersebar di luar negeri. Data ini menurut catatan tahun 1997. SVR juga berwenang untuk bernegosiasi dan membuat kerja sama dalam penanganan counter terorisme dan pengaturan kerja sama dengan badan-badan intelijen asing, serta menyediakan pembuatan produk analisa, termasuk menyebarluaskan danmenyiapkan laporan intelijen  untuk Presiden Rusia. 

Sejarah Berdirinya SVR

SVR adalah institusi  intelijen yang melaksanakan operasi intelijen luar negeri, yang sebelumnya dilakukan badan intelijen luar negeri Era Soviet, mulai dari ‘departemen luar negeri‘ Cheka yang dipimpin oleh Vladimir Lenin, kemudian OGPU SVR  (Direktorat Negara Gabungan Politik), NVKD  (Komisariat Rakyat Dalam Negeri) , hingga Direktorat Utama Satu Komitet gosudarstvennoy bezopasnosti (KGB). 
Secara resmi, SVR didirikan sebagai Bagian Khusus dari Cheka, pada 20 Desember 1920. Kepala Cheka, Felix Dzerzhinsky, yang menciptakan Departemen Luar Negeri Cheka (Inostranny Otdel - INO) meningkatkan kegiatan pengumpulan serta penyebaran produk intelijen asing. Pada tanggal 6 Pebruari 1922, Departemen Luar Negeri Cheka menjadi bagian dari organisasi yang berganti nama dengan sebutan Direktorat Politik Negara, atau GPU. Departemen Luar Negeri bertugas menjalankan kegiatan intelijen luar negeri, termasuk pengumpulan intelijen penting dari negara asing serta membekukan penanganan masalah  pembelot, imigran, dan berbagai macam 'musuh rakyat'. Pada tahun 1922, setelah pembentukan Direktorat Politik Negara (GPU) dan penggabungan dengan Komisariat Rakyat Dalam Negeri  Sosialis Federasi Rusia (RSFSR), kegiatan intelijen asing dilakukan oleh Direktorat Negara Gabungan Politik (GPU). Pada bulan Juli 1934, Direktorat Negara Gabungan Politik (OGPU) disatukan kembali ke dalam NKVD. Pada tahun 1954, NKVD kembali menjadi KGB, yang pada tahun 1991, dirubah namanya menjadi SVR. 


SVR adalah bagian pertama dari KGB dalam menciptakan pemisahan identitas (sebagai Badan Intelijen Pusat atau Centralnaya Sluzhbza Razvedkyin (CSR)) pada Oktober 1991, yang menggabungkan sebagian besar operasi luar negeri, pengumpulan intelijen dan analisa intelijen yang dilakukan oleh Direktorat Utama Satu KGB.
Pada bulan September 1991, Gorbachev yang saat itu bernama Yevgeni Primakov menjabat sebagai wakil ketua pertama Komite Keamanan Negara Uni Soviet (KGB) dan Kepala Direktorat Utama Satu KGB. Presiden Rusia Boris Yeltsin mengkonfirmasi Primakov sebagai kepala SVR, menggantikan CSR pada Desember 1991. Dengan kemunculan SVR yang sebelumnya merupakan bagian dari KGB sebagai badan independen, Primakov berkewajiban untuk melaporkan langsung kepada Presiden Boris Yeltsin.
Memasuki Februari 1996, Primakov menggantikan Andrei Kozyrev sebagai Menteri Rusia Luar Negeri. Penunjukkan tersebut setelah pemilu parlemen yang dilaksanakan bulan Desember, dimana kaum Komunis mengumpulkan jumlah suara terbanyak dan siap untuk mendominasi Duma (Dewan Rakyat) bersama-sama dengan kaum nasionalis. Kolonel Jenderal Vyacheslav Trubnikov diangkat menduduki jabatan sebagai direktur SVR. Selanjutnya, Trubnikov adalah lulusan Moscow State Institute of International Relations (MGIMO) dengan spesialisasi di negara-negara Asia. Trubnikov menghabiskan seluruh karirnya di KGB dan hidup selama 15 tahun di Asia Selatan dengan menyamar sebagai wartawan. Pada bulan Januari 1992, Trubnikov diangkat sebagai Deputi Direktur SVR, dan menjabat sebagai Direktur ke-23 intelijen asing sejak didirikan pada tahun 1920.
Pada tahun 1992, SVR mengeluarkan intelijen dalam bentuk CD-ROM yang berjudul Luar Negeri Rusia: VChK (Cheka) -KGB-SVR, berisi tentang "pandangan sejarah dan pengembangan salah satu dinas rahasia yang paling kuat di dunia" di mana semua layanan disajikan menjadi satu bentuk organisasi organisasi yang paling berkembang saat itu.

Intelijen Inggris

Security Service, atau dikenal dengan sebutan MI5 merupakan salah satu badan intelijen yang khusus menangani permasalahan dalam negeri Inggris. Bekerjasama dengan Secret Intelligence Service (SIS) atau MI6, Government Communications Headquarters (GCHQ), M15 turut memegang peran penting dalam menjaga keamanan dalam dan luar negeri Britania Raya terutama dari aspek Intelijen.


Sejarah Singkat  Security Service

MI5 tepatnya berdiri pada Oktober 1909 yang awalnya dibentuk dengan tujuan memerangi operasi spionase (kegiatan intelijen asing di negara lain) Jerman di Inggris. Pemberian nama MI5 berawal pada April 1914, saat itu Seksi Urusan Perang  bagian dari Direktorat Operasi Militer yang merupakan cikal bakal  MI5 berubah menjadi M-05. Beberapa bulan berikutnya, tepatnya September 1916, M-05 berganti nama menjadi MI5 (yang merupakan intelijen militer).
MI 5 terbukti efektif dalam memerangi ancaman yang datang dari luar, contohnya keberhasilan membongkar jaringan mata-mata Jerman di Inggris selama perang dunia pertama berlangsung. Sekitar tiga puluh lima mata-mata berhasil ditangkap bahkan sampai dieksekusi, dipenjara dan diasingkan.
Selama periode menjelang perang dunia ke-II, MI5 menghadapi eskalasi peningkatan ancaman spionase yang datang dari negara Uni Soviet dan Jerman melalui ancaman subversi komunis dan fasis. Saat itu MI5 dihadapkan pada situasi internal  yakni kekurangan sumber daya manusia selama tahun 1929.Terjadi penurunan jumlah staf dari 844 petugas  menjadi 12 orang. Walaupun demikian, kekurangan personil tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab MI5 yang saat itu dipegang oleh Sir Vernon Kell.


Di tahun yang sama, MI5 berubah namanya menjadi The Defence Security Service, dan bertahan kurang lebih 2 tahun. The Defence Security Service, kembali mengalami pergantian nama baru yaitu Security Service, yang sampai saat ini masih digunakan. Tahun 1931, Security Service diberi kewenangan dan tanggung jawab lebih, dalam menganalisa ancaman keamanan Inggris dari kelompok teroris Irlandia, Irish Republican Army (IRA) dan anarkisme, yang juga menjadi tanggung jawab dari kepolisian.
Periode Perang Dunia ke-II, Security Service memainkan peranan penting dalam memerangi ancaman spionase, penyadapan komunikasi Jerman dan menyebarkan disinformasi ke Jerman. Security Service berhasil  membongkar identitas agen musuh yang menetap di Inggris, beberapa dari mereka berhasil direkrut kembali untuk diajak kerja sama  menjadi agen ganda. Tugas agen ganda pada saat itu, berperan dalam menyebarkan disinformasi kepada pihak Jerman, seperti penyebaran strategi militer, atau disebut sistem “Double Cross”. Sistem double cross merupakan desepsi paling efektif yang berhasil dalam memuluskan pendaratan tentara sekutu di Normandia, atau dikenal dengan sebutan peristiwa D-Day pada bulan Juni 1944 (keberhasilan Agen Garbo dalam Operasi Fortitude).
Pada Mei 1940, Ketua Security Service, Sir Vernon Kell diberhentikan Perdana Menteri, Winston Churchill dan digantikan oleh Brigadier Oswald” Jasper” Harker, yang kemudian, pada April 1941, digantikan Sir David Petrie. Dibawah kepemimpinan Sir David, Security Service menunjukkan prestasi terbesarnya,  yaitu melawan spionase Jerman.
Setelah tahun 1945, pasca tertangkapnya beberapa agen Jerman, Security Service mempelajari beberapa catatan kegiatan, dan dari hasil catatannya tersebut, ditemukan hampir sekitar 115 agen Jerman atau lebih, berhasil disusupkan ke Inggris. Security Service juga berhasil melakukan identifikasi terhadap agen-agen tersebut, dan selanjutnya ditangkap dan diperlakukan tanpa melalui proses persidangan, kecuali agen yang telah melakukan bunuh diri sebelum ditangkap. Dalam kurun waktu 6 bulan pertama, sekitar 64 ribu warga asing yang berasal dari Jerman, Austria dan Italia yang menetap di Inggris telah menjalani proses pemeriksaan melalui wawancara dan dinyatakan bahwa mereka “berteman dengan sekutu”. Dalam perkembangan selanjutnya, tersangka simpati Nazi Inggris seperti Sir. Oswald Mosley dipenjara karena diduga melakukan kegiatan subversi di dalam negeri Inggris.


Pasca perang dunia ke-II, Security Service berusaha memperluas cara pandangnya dan berusaha ingin mendominasi pengaruhnya untuk jangka waktu  30 tahun  ke depan, dengan memanfaatkan konflik ideologi antara  blok Soviet dan Demokrasi Barat. Subversi dan spionase Soviet digunakan sebagai pintu masuk membentuk bidang kerja Security Service semenjak perang dunia, dan ketika memasuki tahun 1970, Security Service menggunakan isu terorisme agar menjadi perhatian bersama dalam memerangi ancaman serius terhadap keamanan nasional.
Perubahan fokus ancaman subversi semakin berkurang, semenjak memasuki era tahun 1990 an, yang ditandai dengan runtuhnya blok komunis. Spektrum ancaman yang semakin meluas, Security Service juga dihadapkan pada ancaman serangan kelompok IRA yang terus berlanjut dan semakin besar, terkonsentrasi di wilayah Irlandia Utara dan Inggris daratan . Selain itu, Security Service juga harus melawan terorisme internasional yang belakang ini semakin tumbuh pesat di beberapa wilayah bagian dunia. Selanjutnya, Oktober 1992, Security Service memegang kendali dan bertanggung jawab dalam menanggulangi terorisme yang ada di Irlandia Utara dan Inggris daratan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab dari Kepolisian Metropolitan Inggris. Adanya kewenangan lebih tersebut, tidak langsung mengesampingkan tanggung jawab Police Service of Northern Ireland (semula The Royal Ulster Constabulary) yang tetap diberi kewenangan yang sama dalam mengatasi kelompok teroris di Irlandia Utara.
Sampai dengan saat ini, Security Service masih mempunyai pekerjaan rumah seperti melakukan operasi intelijen jangka panjang melawan terorisme luar negeri yang berhubungan dengan Irlandia Utara. Operasi tersebut telah dimulai selama kurun waktu tahun 1970-1980 an. Security Service juga sempat mencatatkan prestasinya dengan memperoleh nama baik di depan publik Inggris,  sekitar  pertengahan 1990 an, sejumlah anggota Security Service berhasil membuktikan percobaan tindak terorisme yang akan dilakukan kelompok IRA.
Intelligence Service Act yang disahkan tahun 1994, semakin menguatkan basis hukum  kegiatan dan operasional Security Service yang juga menjembatani lahirnya Komite Intelijen dan Keamanan. Berselang waktu dua tahun, kembali Security Service Act diamandemen dengan mengamanatkan pemberian ruang gerak lebih bagi Security Service dalam membantu instansi penegakkan hukum lainnya untuk memerangi kejahatan serius.

Intelijen Amerika
Central Intelligence Agency (CIA) adalah salah satu badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat. Sebagai lembaga eksekutif, CIA berada di bawah Director of National Intelligence.

CIA memiliki tiga aktivitas utama, yaitu mengumpulkan informasi seputar pemerintah asing, perusahaan, dan individu; menganalisis informasi tersebut beserta hasil intelijen dari badan intelijen A.S. lainnya untuk menghasilkan penilaian intelijen keamanan nasional yang diajukan kepada para pembuat kebijakan senior Amerika Serikat dan melaksanakan atau mengawasi aktivitas tertutup dan beberapa operasi taktis oleh karyawannya sendiri, anggota militer A.S., atau rekan lainnya atas permintaan Presiden Amerika Serikat. Misalnya, CIA bisa memiliki pengaruh politik luar negeri melalui divisi-divisi taktisnya seperti Special Activities Division.
Markas CIA terletak di Langley, Virginia, beberapa mil di sebelah barat Washington, D.C. Karyawan-karyawannya bekerja di kedutaan A.S. dan sejumlah lokasi lain di seluruh duia.
CIA menggantikan Office of Strategic Services (OSS) yang dibentuk pada Perang Dunia II untuk mengoordinasikan aktivitas spionase rahasia Angkatan Bersenjata Amerika Serikat melawan kekuatan Poros. National Security Act of 1947 meresmikan keberadaan CIA dan "menghapus fungsi polisi atau penegakan hukum di dalam maupun luar negeri".
Banyak kritik yang ditujukan kepada CIA terkait kegagalan keamanan dan kontraintelijennya, kegagalan analisis intelijen, masalah hak asasi manusia, investigasi luar negeri dan pengungkapan dokumen, memengaruhi opini publik dan penegak hukum, penyelundupan obat-obatan terlarang, dan berbohong kepada Kongres. Pihak lainnya, seperti pembelot blok Timur Ion Mihai Pacepa, mengakui CIA sebagai "organisasi intelijen terbaik di dunia sejauh ini," dan berpendapat bahwa aktivitas-aktivitas CIA dilaksanakan dengan sangat cermat dan belum pernah terpikirikan oleh badan-badan intelijen lainnya di seluruh dunia

Sejarah Singkat CIA

Central Intelligence Agency (CIA) merupakan Badan Intelijen Amerika Serikat yang pada mulanya dikenal dengan sebutan Coordinator of Information (CI). Presiden Franklin D Roosevelt mengangkat William J Donovan sebagai ketuanya.  Tahun 1942, CI secara resmi berubah nama menjadi Office of Strategic Service (OSS) dengan tugas pertamanya  mengumpulkan dan menganalisa informasi strategis.
Pasca Perang Dunia ke-2, OSS dibubarkan. Presiden Harry S.Truman kemudian membentuk Central Intelligence Group (CIG). Lembaga ini bertugas melakukan seleksi, menilai informasi serta melaporkan hasil analisis berdasarkan informasi yang telah diolah kepada presiden. Sepanjang CIG menjalankan fungsinya, Presiden Truman merasa tidak puas dengan  kinerja CIG,  bahkan pihak militer dan Federal Bureau of Investigation (FBI) merasa tidak sejalan dengan CIG. Tidak berselang lama, akhirnya Presiden Truman, menandatangani Undang-Undang Keamanan Nasional  tahun 1947 yang menandai secara resmi berdirinya CIA.
Pada tahun 1949, Central  Intelligence Agency Act  disahkan untuk melengkapi Undang-Undang Keamanan Nasional tahun 1947. Undang-undang tersebut memberikan kewajiban kepada CIA untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan intelijen di luar negeri dan mengkorelasikan, mengevaluasi serta menyebarluaskan informasi intelijen yang berpengaruh terhadap keamanan negara. Selain itu, CIA juga melaksanakan tugas dan fungsi lainnya yang berkaitan dengan intelijen sebagaimana diarahkan oleh Nasional Security Council (NSC). Undang-Undang intelijen merupakan otoritas hukum yang memberikan CIA keleluasaan untuk menerapkan prosedur fiskal dan administratif secara rahasia guna melindungi sumber-sumber dan metoda intelijen dari kebocoran.


Memasuki era perang dingin, memunculkan kekuatan penyeimbang AS, CIA diberi wewenang yang sangat luas untuk mengimbangi kekuatan operasional dari badan intelijen Uni Soviet, Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), yang juga merupakan cikal bakal lahirnya badan intelijen Uni Soviet. Sampai saat ini, CIA masih mempunyai pengaruh yang kuat, terbukti selain mempunyai hubungan erat dengan badan-badan intelijen seluruh dunia, CIA juga dilengkapi kewenangan dalam  pemakaian satelit mata-mata milik National Recon Office, alat sadap milik National Security AgencySistem Echelon Pesawat mata-mata milik US Air Force, alat-alat intelijen milik anggota komunitas intelijen (komintel) lainnya, serta diperbolehkan menggunakan pasukan reguler dan pasukan satuan khusus militer AS yang mendukung kegiatan dan operasi CIA.

Intelijen Australia

The Australian Secret Intelligence Service (ASIS) adalah badan intelijen milik Pemerintah Australia yang bertugas mengumpulkan informasi intelijen luar negeri dan melakukan tugas kontra intelijen. Keberadaannya diatur dalam Intelligence Service Act tahun 2001, yang bersatu dalam Australian Intelligence Community (AIC).

Sejarah ASIS
 
The Australian Secret Intelligence Service (ASIS) dibentuk pada 13 Mei 1952. ASIS bertugas untuk mengumpulkan informasi intelijen luar negeri terutama di kawasan Asia Pasifik. Selama lebih dari 20 tahun, eksistensi ASIS tetap dirahasiakan meskipun terhadap anggota pemerintah Australia.


Berdasarkan Intelligence Service Act tahun 2001, ASIS berperan dalam menghasilkan informasi intelijen yang berasal dari human source yang berada di luar negeri. Saat ini, wilayah kerja ASIS berkaitan dengan urusan hubungan luar negeri dan bertanggung jawab kepada menteri Luar Negeri Australia.

ASIS merupakan dinas rahasia Australia yang berfungsi sebagai penghubung dengan dinas intelijen asing untuk menjalin hubungan luar negeri demi kepentingan keamanan dan kesejahteraan perekonomian nasional Australia. ASIS juga berfungsi sebagai penangkal dinas intelijen asing yang mengancam kepentingan nasional Australia. ASIS bekerja secara berdampingan dan mempunyai ikatan yang kuat dengan anggota komunitas intelijen Australian/ Australian Intelligence Community (AIC). Ikatan dan komunikasi merupakan kegiatan terkoordinasi dengan aktivitas intelijen yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
Saat ini, ASIS dipimpin oleh Direktur Umum/Jenderal yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal. Direktur Umum/Jenderal bertanggung jawab kepada Menteri Luar Negeri yang mengatur ASIS dan memberikan saran berhubungan dengan ASIS. Menurut hukum, Direktur Umum merupakan satu-satunya yang diketahui oleh publik. Nick Warner ditetapkan sebagai Direktur Umum ASIS sejak 17 Agustus 2009, sebelumnya pada Desember 2006, pernah menjabat sebagai Sekertaris Pertahanan.
Misi ASIS adalah menjaga dan mendukung kepentingan vital Australia melalui ketentuan badan intelijen luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah Australia. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam kinerja ASIS mencakup keragaman, mengikuti perubahan dan mendorong ide baru dan inovasi. Beberapa nilai ASIS antara lain pelayanan terbaik, kepercayaan dan tanggung jawab, inovasi dan keberanian, kesatuan dan loyalitas.
Tujuan utama ASIS adalah mendapatkan dan mendistribusikan informasi intelijen terhadap kemampuan, niat dan kegiatan seseorang maupun organisasi yang berada di luar Australia yang dapat berdampak pada kepentingan pemerintah dan kesejahteraan penduduk Australia.


Intelijen Jerman

BND yang merupakan singkatan dari Bundesnachrichendienst  atau Federal Intelligence Service adalah badan intelijen luar negeri Republik Federal Jerman. Saat ini, BND menjadi pemain kunci dalam perekonomian, politik, kelompok pertahanan dan populasi yang semuanya berujung pada peningkatan kesejahteraan hidup Eropa.
Permulaan abad ke-20, BND menetapkan prioritas utama dalam cakupan tugasnya yaitu penggunaan teknologi, terorisme internasional, kejahatan internasional, peredaran senjata internasional dan imigrasi illegal. BND juga dilengkapi dengan kewenangan penegakan hukum dalam memerangi terorisme dan ancaman lainnya.
BND memberikan kontribusi penting bagi keamanan luar negeri, termasuk memberikan jaminan perlindungan bagi warga negaranya yang menetap di luar negeri. Di samping itu, memberikan  dukungan bagi Bundeswehr (militer Jerman) dalam menjalankan misinya di luar negeri. Tidak kalah pentingnya, BND memberikan informasi dan nasehat kepada Pemerintah Federal, terutama dalam masalah keamanan politik dan kebijakan luar negeri yang berbasis pada kepentingan global dan integrasi kerjasama internasional.
Di bawah kendali Kantor Kanselir (Bundeskanzleramt), BND memberikan peringatan dini kepada pemerintah Jerman atas hal ikhwal yang dapat menganggu dan mengancam kepentingan Jerman di luar negeri. Hampir semua urusan di dunia mendapat perhatian dari BND yang beroperasi di lebih 100 negara, dengan tugas utama mengumpulkan informasi. BND secara teratur melakukan pertukaran informasi dengan institusi keamanan terkait, termasuk Kantor Kepolisian Federal, Kantor Bea Cukai dan kantor yang menangani masalah perbatasan. Selain menyampaikan laporan ke Bonn, dalam situasi krisis BND menyampaikan pula analisis umum dan analisis situasi tertentu berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber terbuka maupun tertutup, atau pertukaran informasi dari dinas-dinas intelijen negara lain.
BND menyebar agen-agennya di berbagai negara bagian Jerman dan melakukan kegiatan monitoring di pusat Eropa. BND juga mempunyai kesepakatan dengan dinas intelijen Rusia yang berisi kerja sama memerangi penyelundupan nuklir.

Sejarah BND

Awal mula BND merupakan badan intelijen militer Jerman Timur selama kurun waktu Perang Dunia II . Abteilung Fremde Heere Ost (Seksi FHO) termasuk dalam Staf Umum, yang dipimpin oleh Wehrmacht, Mayor Jender Reinhard Gehlen. Tujuan dibentuk BND untuk mengumpulkan informasi dari Tentara Merah. Tahun 1946, Gehlen mendirikan badan intelijen yang dikenal dengan organisasi Gehlen atau disingkat dengan nama “The Org”. Pada April 1956, organisasi Gehlen, mengendalikan dinas intelijen Jerman Barat yang baru yaitu BND. Organisasi Gehlen memimpin BND sampai tahun 1968 dan kemudian digantikan oleh Jenderal Gerhard Wessel, seorang ahli bidang urusan dan organisasi Uni Soviet


Intelijen Cina

Republik Rakyat Cina memiliki beberapa badan intelijen yaitu Ministry of Public Security (MPS/Departemen Keamanan Publik) yang mengurusi persoalan dalam negeri, Ministry of State Security (MSS/Departemen Keamanan Negara) yang berhubungan dengan hal ihwal tentang kegiatan dan operasi intelijen luar negeri, dan The Military Intelligence Departement (MID/Departemen Intelijen Militer) yang dikenal dengan Departemen Kedua (Er Bu) dari People Liberation Army/ Tentara Pembebasan Rakyat yang fokus menangani intelijen militer taktis.
Operasi intelijen Cina menyebar dan dikenal aktif melakukan operasi kontra intelijen di seluruh dunia. Tulisan ini akan fokus menyoroti MSS, yang berhubungan dengan operasi pengumpulan intelijen secara tertutup di luar negeri.
Ministry of State Security merupakan badan keamanan dari Republik Rakyat Cina yang berhubungan dengan urusan intelijen luar negeri,  yang mempunyai wilayah yurisdiksi di seluruh wilayah Republik Rakyat Cina. MSS menginduk pada  Dewan Negara. Pasal 4 dari UU Acara Pidana memberikan MSS kewenangan yang sama untuk menangkap atau menahan orang, sebagaimana polisi biasa, untuk kejahatan yang melibatkan keamanan negara dengan melalui pengawasan dari pengadilan.
MSS mempunyai perwakilan di lebih dari 170 kota dan hampir 50 negara di seluruh belahan dunia. Organisasi ini digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu cabang umum, cabang dan sub-cabang.  MSS  bermarkas di Beijing.
Intelijen Cina tersebar di seluruh penjuru dunia, mulai dari di Amerika Serikat, Kanada, Eropa Barat dan Utara, serta Jepang. Mereka menggunakan kedok sebagai pengusaha, bankir, akademisi, dan wartawan. Hal ini menunjukkan betapa luas ruang lingkup cakupan agen MSS.

Sejarah MSS

Sebelum menjadi organisasi intelijen modern, MSS bernama Central Departemen of Social Affairs (CDSA/Departemen Sosial), yang merupakan bagian penting dari Communist Party of China (CPC/Partai Komunis Cina). Markas CDSA beroperasi di daerah basis komunis Yan’an, tepatnya di Provinsi Shaanxi, Cina Utara, selama periode tahun 1937-1945. Dalam perang Jepang-Sino kedua, CDSA melaporkan kepada CPC tentang situasi dunia, berdasarkan laporan berita yang dilengkapi dengan data intelijen penting. CDSA mengalami reorganisasi ketika memasuki musim panas pada tahun 1949. Perubahan tersebut mengakibatkan pergantian nama dan beberapa perwira intelijen yang menonjol dipindahkan ke posisi jabatan senior di kementerian baru Ministry of Public Security/Kementerian Keamanan Publik dari CCP Central Revolutionary Military Affair Commision/Komisi Militer Pusat Partai Komunis Cina Komite Sentral (pasca berdirinya Republik Rakyat Cina lembaga ini berubah nama menjadi Ministry of Public Security of Central People’s Government/Kementerian Keamanan Publik Pemerintahan Rakyat Pusat). Setelah perpanjangan masa transisi, mantan anggota CDSA menjadi anggota People’s Liberation Army, yang sepenuhnya dihidupkan kembali di bawah Komite Sentral Partai Komunis (Communist Party Central Commite) pada tahun 1955, yang sekarang menjadi Central Investigation Departement (CID /Departemen Pusat Investigasi).


Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1983, terjadi merger/peleburan antara CID dan bagian kontra intelijen MPS. Kedua departemen tersebut bergabung menjadi satu dalam wadah MSS. Di tahun yang sama, diangkat kepala MSS yang pertama bernama Ling Yun, mantan pendiri PRC dan pernah menjabat sebagai wakil menteri MPS. Usia jabatan Ling Yun terbilang cukup singkat, sampai dengan tahun 1985. Berikutnya, digantikan oleh Jia Chunwang,  mantan anggota Central Committee CPC, dikenal sebagai kepala MSS terlama, dari tahun 1985-1998. MSS mengalami restrukturisasi sekitar tahun 2003, saat itu dibawah kepimpinan Xu Yongyue, menduduki kursi orang nomor satu di MSS sejak tahun 1998. Selama menjabat sebagai kepala, MSS diarahkan pada usaha penindakan terhadap kegiatan Falun Gong.
Sampai saat ini, MSS masih dikenal tertutup dan publik tidak bisa mengakses informasi yang dibutuhkan seputar kegiatan MSS yang bersifat terbuka, karena tidak mempunyai website resmi dan juru bicara organisasi.


Intelijen Korea Selatan

Republik Korea Selatan memiliki badan intelijen negara yang dikenal dengan nama National Intelligence Service (NIS). NIS mempunyai tugas utama menjaga keamanan nasional dan mengenalkan kepentingan nasional. NIS menyediakan laporan intelijen tentang keamanan, dan investigasi kejahatan untuk menjamin keamanan nasional, sesuai dengan Pasal 15 Undang-Undang Organisasi Pemerintah Korea Selatan.


Sejarah NIS

Badan intelijen Korea Selatan didirikan pada 15 Agustus 1948, diawali dengan tugas utama sebagai badan pemerintah, termasuk militer, yang menangani lingkup domestik, luar negeri, dan fungsi komunikasi intelijen. Sifat dari badan intelijen Korea Selatan tidak terpusat pada komunitas intelijen, namun lebih ditekankan pada pembatasan dan mengefektifkan kinerja intelijen, agar tidak ada kesalahan intelijen, tidak ada tugas yang tumpang tindih,  dan tidak ada persaingan sengit lainnya.

Pada 10 Juni 1961, Republik Korea Selatan mendirikan badan intelijen dengan nama Korean Central Intelligence Agency (KCIA) yang bertujuan untuk melindungi rakyat, menjamin keamanan nasional, dan mendorong tercapainya kepentingan nasional. Pada Januari 1981 KCIA berubah menjadi National Security Planning Agency (NSPA). Di tahun 1994, NSPA  melakukan perubahan signifikan terutama pada pembatasan kegiatan agar lebih efektif, termasuk diantaranya perjanjian kekuasaan Korea dan partai oposisi. NSPA mulai mengembangkan prosedur dan mekanisme untuk mengagalkan kejahatan internasional dan terorisme. Pada Januari 1999, NSPA berganti nama dengan nama National Intelligence Service (NIS).
NIS dipimpin oleh seorang direktur dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tahun 1995, terjadi pemindahan lokasi markas pusat NIS ke Naegok-dong, Seoul Selatan. Sebelumnya, selama 34 tahun markas NIS berada di daerah Mt.Nam, di pusat kota Seoul dan Imun-dong, Seoul Timur.
Pada 2003 Presiden Korea Selantan, Roh Moo-hyun, berusaha membawa perubahan internal dalam tubuh NIS. Roh menunjuk Ko Young-koo, mantan pengacara HAM, sebagai direktur NIS. Biro anti komunis NIS dibubarkan, beberapa intelijen dalam negeri, dan kegiatan surveilance dipatenkan atau dipindahkan ke kesatuan kepolisian nasional.


Intelijen Israel

Mossad merupakan dinas intelijen milik Israel. Pembentukannya bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan nasional Israel melalui pemberian informasi awal seputar ancaman yang berasal dari Liga Arab secara lebih akurat dan tertata. Mossad tujuan meningkatkan kemampuan operasional dan untuk menyatukan pengumpulan informasi intelijen luar negeri.

Sejarah Singkat Mossad

Sebelum Israel merdeka, sudah ada beberapa organisasi sukwan (sukarelawan) bawah tanah di masyarakat Yahudi (Yishuv) yaitu: Haganah (1920), Etzel (1931), dan Lehi (1940) yang memperjuangkan kemerdekaan. Tugas kelompok sukwan Yahudi tersebut melindung imigran Yahudi, menghadapi kerusuhan kelompok Arab, penyedia dan sebagai kurir informasi. Diantara beberapa sukwan yang paling terkenal adalah Haganah, mendirikan Shai-Sherut Yediot (layanan informasi) dengan tugas mengumpulkan informasi untuk keperluan operasional Haganah dan juga memberikan informasi kepada pimpinan kelompok Yahudi lainnya sebagai bahan perundingan dengan penduduk Arab dan negara Arab.
Sejarah lahirnya Mossad berawal dari satu lembaga keamanan Varash (Kepala Komite Badan Intelijen) dipimpin oleh Reuven Shiloah yang terbentuk pada bulan April 1949. Keanggotaannya terdiri dari kepala Shai (unit Haganah), departemen politik, angkatan bersenjata dan polisi. Menyusul  berikutnya, Israel  mendeklarasikan sebagai sebuah negara secara resmi pada 14  Mei 1948 dengan didukung oleh Amerika dan dunia barat. Memasuki bulan Juli 1949, Reuven Shiloah mengusulkan dibentuk satu badan pusat keamanan dan intelijen untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan kegiatan keamanan dan intelijen. Tepatnya pada tanggal 13 Desember 1949, Presiden Ben Gurion, meresmikan terbentuknya Central Institute for Coordination (CIC) yang berfungsi meningkatkan koordinasi antara departemen Shabak (intelijen dalam negeri) , Aman (intelijen militer) dan politik Departemen Luar Negeri, dengan dibawah kendali Kementerian Luar Negeri, atau lebih dikenal dengan Mossad.
Melalui keputusan Presiden Ben Gurion, menetapkan Reuven Shiloah sebagai kepala departemen politik Departemen Luar Negeri dan menjadi penasehat khusus Menteri Luar Negeri dengan tugas mengumpulkan dan mensuplai info. Adapun tugas awalnya yaitu mengkoordinir departemen politik dan orang-orang keamanan dalam negeri dan intelijen militer. Pada  bulan Maret 1951, Presiden Ben Gurion melakukan reorganisasi Mossad dengan tujuan meningkatkan kemampuan operasional dan untuk menyatukan pengumpulan informasi intelijen luar negeri. Mossad mulai melepaskan diri dari Kementerian Luar Negeri, sejak saat itu berada dibawah kendali dan pengawasan langsung Perdana Menteri.


Intelijen Perancis


DGSE (General Directorate for External Security) Prancis
Badan intelijen menjadi kekuatan penting bagi keberadaan suatu negara, tidak terkecuali bagi Perancis yang mempunyai sejarah panjang transformasi sosial politik. Badan Intelijen Perancis terbagi menjadi dua satuan utama yaitu The Central Directorate of Interiori Intelligence  (DCRI) bertugas mengurusi masalah domestik, dan Direction Generale De La Securite Exterieure (DGSE) mengurusi masalah luar negeri.  DGSE merupakan badan intelijen Perancis yang menangani bagian luar dengan kendali dibawah arahan Kementerian Pertahanan Perancis. DGSE mempunyai sejarah cerita tidak terlalu banyak dibandingkan dengan badan intelijen negara lain. Fokus utama yang menjadi konsentrasi tugas DGSE adalah mengumpulkan intelijen dari luar negeri agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan militer dan strategis bagi negara Perancis.

DGSE juga melakukan kerja sama dengan DCRI, keduanya saling berkoordinasi dalam masalah intelijen dan keamanan nasional. Oleh karena itu, melalui profil singkat ini diharapkan memberikan gambaran terhadap porsi tugas DGSE sebagai salah satu badan intelijen negara Perancis yang menangani masalah luar negerinya.


Direktorat Jenderal Eksternal Keamanan adalah badan intelijen eksternal Perancis. Beroperasi di bawah arahan dari kementerian pertahanan Perancis, lembaga karya bersama DCRI (the Central Directorate of Interior Intelligence) dalam memberikan informasi intelijen dan keamanan nasional, terutama dengan melakukan operasi militer dan kontra intelijen luar negeri. Direktorat Jenderal Keamanan Eksternal (DGSE) dari Perancis memiliki sejarah yang agak pendek dibandingkan dengan badan-badan intelijen lain di wilayah ini. Secara resmi didirikan pada tahun 1982 dari banyak badan intelijen sebelumnya di negeri ini. Fokus utamanya adalah untuk mengumpulkan intelijen dari luar negeri untuk membantu dalam pengambilan keputusan militer dan strategis bagi negara. Badan ini mempekerjakan lebih dari lima ribu orang.

Sejarah Singkat DGSE

Sejarah singkat berdirinya DGSE dimulai sekitar tahun 1947, didahului  terbentuknya organisasi Deucieme Bureau sebagai badan intelijen militer khusus masalah luar negeri Perancis sejak tahun 1871. Setelah Perancis menderita kekalahan sekitar tahun 1940, segala urusan intelijen ditangani oleh Centre d’information Gouvernemental/Center for Government Information (CIG), dengan diketuai Laksamana Francois Darlan.  
Pada tanggal 1 Juli 1940, masih dalam masa pengasingan, Pemerintah Perancis menciptakan dinas intelijen sendiri,  yang dikenal sebagai Service de Renseignements (SR) dengan menugaskan Jenderal Charles de Gaulle untuk memimpin organisasi tersebut. Perubahan mewarnai dinamika organisasi intelijen ini, selang satu tahun, tepat pada 15 April 1941 SR berganti nama menjadi Bureau Central de Renseignement et d’action Militaire (BCRAM), dan kembali merubah nama menjadi Bureau Central de Renseignements et D’action (BCRA) pada tanggal 17 Januari 1942 dipimpin oleh Captain Andre Manuel (Pallas) yang saat itu masih berhubungan erat dengan Badan Intelijen Inggris MI6. Bagian dari BCRA meliputi Action Militaire/Military Action (AM), Contre-Espionnage/ Counterintelligence (CE), Evasion/Escape (E), Politique (N/M for non militaire/non-military operations).
Konstelasi perpolitikan di Perancis membuat sejarah baru bagi perkembangan badan intelijen Perancis. Rekonsiliasi antara Jenderal Henri Giraud dan Charles de Gaulle tahun 1943 mengantarkan Giraud sebagai kepala komandan pasukan bersenjata, dan de Gaulle sebagai presiden. Kesepakatan tersebut berhasil mengubah wajah organisasi BCRA melalui peleburan dengan badan intelijen  pimpinan Louis Rivet menjadi sebuah organisasi baru bernama The Direction Generale Des Service Speciaux  (DGSS), dengan diikuti pengunduran diri dari Louis Rivet.  Pada tahun 1944 DGSS berubah menjadi the Direction generale des etudes et recherces (DGER) yang belakangan  pada tahun 1945 berubah  menjadi the Service de Documentation Ecterieure et de Contre-Espionnage (SDECE) dengan penanggung jawab Perdana Menteri. Keberadaan SDECE sempat menggegerkan dengan berita skandal dan kontroversi  melalui kewenangan yang tak terbatas termasuk pendanaan kegiatan operasi seperti saat perang Vietnam  dari hasil perdagangan obat-obatan. Selain itu, terjadi konflik internal dalam SDECE dengan adanya perebutan pengaruh yang berakibat pada penyalahgunaan kegiatan operasi. Akibatnya, SDECE ditempatkan dibawah kendali Kementerian Pertahanan. Badan organisasi intelijen Perancis kembali mengalami perubahan melalui restrukturisasi organisasi yang dilakukan pada 4 April 1982, SDECE berubah menjadi Direction Generale De La Securite Exterieure (DGSE). Tugas utama DGSE adalah menjamin keamanan dalam negeri dan berkerja sama dengan badan intelijen asing.

*Berbagai Sumber