Senin, 22 April 2013

Bobby Charlton: ManUtd of Legend


Charlton legenda hidup United. Kakinya seolah punya mata. Kreasi umpannya benar-benar sanggup membuai lini depan MU. Di pagi hari, dia selalu ditemukan sedang berlatih sendiri dengan menendang-nendang bola ke dinding, semata-mata untuk menambah akurasi umpannya…



Darah sepak bola mengalir deras dalam tubuh Bobby Charlton. Dia beruntung dibesarkan di sebuah keluarga besar yang mencintai dan menggilai permainan itu-sehingga bakatnya mudah berkembang dan didukung penuh.
Bapaknya memang bukan pemain bola, melainkan seorang pekrja tambang. Namun tiga pamannya adalah pemain Leeds United, sepupu ibunya –Jackie Milburn – tercatat sebagai salah satu legenda Newcastle United, kakaknya-Jack Charlton-juga merumput di lapangan hijau.

 Dengan kekentalan darah sepak bola seperti itu, Joe Amstrong-pencari bakat MU-langsung terpikat saat menyaksikan penampilan Charlton muda. Dia tak ragu-ragu merekomendasikan Charlton untuk bergabung  dengan skuad MU. Charlton pun berjanji suatu hari nanti akan bergabung dengan Red Devils.

Usai memperkuat timnas Inggris junior, tak kurang dari 18 klub di Inggris yang memburu tanda tangannya. Seperti ingin menepati janji, Charlton memilih MU sebagai klub barunya. Debutnya bersama MU pun sangat cemerlang. Dia mencetak dua gol ketika melawan Charlton Athletic, oktober 1956.

Salah satu kelebihan Charlton adalah kemampuan bermain di posisi yang berbeda. Sejatinya dia seorang striker . di musim 1958-59, dia menjalankan perintah Matt Busby dengan baik sebagai sayap kiri. Pasca kedatangan George Best di Old Trafford, dia digeser sebagai pengatur serangan. Meski semua posisi dapat diperankan dengan baik, posisi terakhirlah yang paling disukai Charlton.

 Hal yang paling menonjol dari bakat Charlton adalah ketajaman insting bermain. Kakinya seolah punya mata. Kreasi umpannya benar-benar sanggup membuai lini depan MU. Kemampuan ini diperoleh Charlton dari kerja keras. Di pagi hari, dia selalu ditemukan sedang berlatih sendiri dengan menendang-nendang bola ke dinding, semata-mata untuk menambah akurasi umpannya. Denis Law-striker MU saat itu-memuji Charlton setinggi langit,”Kapan pun kamu bertanya tentang dia, jawabannya akan selalu sama. Dia sangat luar biasa. Jika kamu bermain dengan pemain sepertinya, kamu akan merasa bahwa bermain sepak bola itu mudah.”








Gelar Bangsawan
Charlton juga tak kenal kata menyerah. Salah satu yang paling fenomenal, kejadian di partai final Piala/Liga Champions 1967-68 melawan Benfica. Dia seolah tak mau berhenti berlari mengejar bola. Hasilnya, dua gol dia sarangkan ke gawang lawan. Begitu wasit mengakhiri pertandingan, Charlton langsung rebah kelelahan-di saat rekan-rekannya berpesta-pora merayakan kemenangan.

Dedikasi Charlton kepada MU memang tak terbantahkan. Bahkan Tragedi Muenchen 1958 pun tak sanggup menghentikannya-meski mentisakan trauma luar biasa besar. Dia adalah satu dari sedikit yang selamat dari musibah tersebut. Rasa bersalah karena gagal menyelamatkan teman-temannya terus menghantui Charlton. Dia berubah menjadi sosok yang pendiam dan sangat serius sejak kejadian itu. Namun untuk soal sepak bola, Charlton tetap semangat. Kiprahnya bersama MU terus mengalirkan gelar.

 Prestasi gemilang juga ditorehkan Charlton bersama timnas Inggris. Bersama kakaknya, Jack, Charlton sukses membantu Inggris meraih Piala Dunia 1966. gelar internasional pertama dan satu-satunya bagi Inggris sampai saat ini.
Setelah 20 tahun berkarir di MU, Charlton akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri pada tahun 1973. total, Charlton bermain sebanyak 753 kali dan mencetak 247 gol.

Kontribusinya yang besar terhadap perkembangan persepakbolaan Inggris mendapat pengakuan Istana Buckhingham tahun 1974. charlton diberi gelar Sir oleh kerajaan Inggris. Salah satu bukti kebesaran sosok pemain bernama Bobby Charlton. Di Old Trafford, kini dia dipercaya menjadi salah satu anggota direksi MU. Tentu karena karya besarnya di masa lalu yang tetap dikenang dan dihargai sampai hari ini.


The True Legend
sudah banyak pemain yang mewarnai sejarah sepakbola Inggris, tetapi hanya segelintir yang pantas menyandang predikat the true legend, legenda sejati. Salah satunya Sir Robert “Bobby” Charlton, yang identik dengan kejayaan Inggris. Prestasi terhebatnya adalah mengantarkan Inggris menjadi Juara Piala Dunia 1966.

 Sir Bobby, yang notabene merupakan gelandang, bahkan menyumbang tiga gol. Gol terbaiknya tercipta pada penyisihan grup saat me;awan Meksiko. Melalaui tendangan keras jarak jauh, Charlton menyarangkan bola ke sudut atas gawang Meksiko. Sosok kelahiran 11 Oktober 1937 itu kembali menjadi juru selamat St. George Cross dengan membuat dua gol kemenangan atas Portugal.

Kontribusi Sir Bobby tak sebatas untuk timnas. Bersama Manchester United, Klub yang dibelanya dari 1954 hingga 1973, Charlton mengukir sederet prestasi   termasuk tiga gelar juara Liga Inggris dan satu Piala Champions.
Uniknya, pelatih Sir Bobby adalah ibunya, Cissie Charlton. San ibu pula yang mendorong Charlton kecil untuk bergabung dengan tim amatir, East Nothumberland dan England Schoolboys.

Nyaris Sempurna

Bakat istimewa Sir Bobby tercium oleh pencari bakat MU, Joe Amstrong. Charlton bergabung dengan akademi sepakbola Red Devils pada usia 16 tahun dan menandatangani kontrak sebagai pemain professional setahun kemudian.

Charlton tak perlu menunggu lama untuk menjadi pemain kesayangan Matt Busby, pelatih MU saat itu, karena ia memiliki teknik komplet. Anggota Busby Babes yang selamat dari kecelakaan pesawat di bandara Muenchen ini memiliki visi permainan dan penguasaan bola sangat bagus, serta naluri menyerang yang tinggi. Talenta tersebut masih ditambah sikap low profile yang kerap ditunjukkan Charlton di depan rekan setim dan pelatihnya.

“Tidak ada pemain lain yang lebih popular dari Charlton. Ia nyaris sempurna, baik sebagai seorang pria maupun pesepakbola,” ungkap Busby seperti dilansir situs resmi FIFA.

Charlton kembali ke Manchester United sebagai anggota Dewan Direktur sejak 1983. ia pun mendirikan sekolah sepakbola yang telah berhasil mencetak bintang-bintang baru Inggris seperti David Beckham. Atas jasa-jasanya Charlton mendapat gelar kehormatan Commender of British Empire (CBE) pada 1994 dan menikmati masa pension sebagai duta besar sepakbola Inggris.

Kehidupan Sepak Bola

Sir Bobby Charlton kerap disebut pria kalem atau malah pendiam meski menjadi bintang Inggris saat bermain. Dibandingkan adiknya, Jack Charlton, Sir Bobby bisa dikatakan tidak luwes.

 Namun, pria bernama asli Robert Charlton ini tangkas dalam urusan menjawab pertanyaan soal sepakbola. Itu terlihat saat ia diserbu pertanyaan soal bola saat kedatangannya keJakartauntuk peresmian Manchester United Restaurant and Bar.
“Sepakbola adalah seluruh hidup saya. Sejak kecil saya sudah mengenal bola karena paman saya seorang memain,” ucap pria yang mendapat gelar kebangsawanan pada tahun 1994 ini.

Sepakbola memang deras mengalir dalam darahnya. Pamannya adalah Jackie Milburn, legenda Newcastle United yang rekor 150 golnya belum lama disamakan Alan Shearer. Jack, si kakak, juga punggawa Inggris pada Piala Dunia 1966.
Tidak aneh Sir Bobby, pemain legendaries MU dan timnas Inggris, sigap dalam menjawab pertanyaan seputar The Three Lions dan The Red Devils. Tidak mengherankan pula bila ia memuji Wayne Rooney, penerusnya di dua tim tersebut.

Kacaukan Jerman Tanpa Cetak Gol
Inggris mungkin tak akan pernah memenangi Piala Dunia 1966 seandainya tidak memiliki Bobby Charlton. Berlebihan? Tidak, karena adik kandung Jack Charlton itu memang punya peran demikian krusial.

 Seperti halnya Pele dengan Brazil dan Diego Mrardona denganArgentina, begitu pula Inggrris dan Bobby Charlton. Keduanya begitu tak terpisahkan karena pria bernama Robert Charlton itu memang menjadi saksi berbagai sejarah besar yang ditorehkan Inggris.

Yang terbesar tentu keberhasilan Inggris menjuarai Piala Dunia 1966 di kandang sendiri. Sampai kini, itulah satu-satunya monument kebanggaan Inggris. Sebab memang hanya itu gelar internasional yang berhasil dikantongi Inggris di lapangan hijau.


Dan Bobby sangat berperan atas sukses Inggris kala itu. Setelah melewati awal yang buruk melawan Uruguay, Inggris akhirnya berhasil mampu Prancis dan Meksiko. Nah, Inggris baru merasakan besarnya peran Bobby ketika mereka bertemuPortugal di babak semifinal. Dua gol yang diceploskan ke gawangPortugal memastikan lolosnya skuad Inggris ke partai puncak menghadapi tim favorit Jerman Barat.

Arsitek Jerman Barat kala itu, Helmut Schon, tahu betul siapa saja pemain Inggris yang dianggap berbahaya. Schon pun menunjuk pemain nomor punggung 9, kostum yang dikenakan Bobby. Dia telah menugaskan pemain muda yang kelak menjadi legenda sepakbola Jerman, Franz Beckenbauer, untuk mengawal kamanapun pergerakan Bobby. Duel diantara kedua pemain itu menjadi pemandangan menarik di lapangan. Saat Bobby naik menyerang, Beckenbauer mati-matian bertahan.

 Sebaliknya, jika Backenbauer ikut membantu serangan, maka Bobby-lah orang pertama yang menahan laju Beckenbauer. Inggris akhirnya merhasil mengalahkan Jerman Barat dengan skor 4-2 lewat hat-trick Geof Hurst dan Martin Peters. Meski tak mencetak gol, tapi Bobby yang bermain di sector sayap punya andil mengacak-acak pertahanan Jerman Barat sehingga memudahkan Hurst dan Peters menjebol gawang Panser.
“Inggris mengalahkan kami di Piala Dunia 1966 karena Bobby Charlton tampil lebih solid ketimbang saya,”aku Beckenbauer kepada situs resmi FIFA.

Sukses Bobby di ajang antar bangsa berlanjut di level klub. MU berhasil dibawa naik podium juara pada perhelatan Piala Champins 1968. Di final, United bertemu Benfica yang diperkuat legendaPortugal, Eusebio. United menang dengan skor 4-1 dan Bobby berhasil mencetak dua gol.


  Sepekan setelah sukses bersama United, Bobby dipanggil pelatih Timnas Alf Ramsey untuk tampil dalam laga uji coba lawan Swedia. Dalam laga tersebut, Bobby kembali mencetak gol yang menjadi gol bersejarah bagi Inggris. Pasalnya, gol ke gawang Swedia itu merupakan gol ke-45 Bobby yang sekaligus mematahkan rekor pencetak gol terbanyak Inggris, Jimmy Greaves, yang sebelumnya membukukan 44 gol.

Perjalanan karir Bobby di level internasional akhirnya terhenti di Piala Dunia 1970. Tragisnya, Bobby pensiun setelah Inggris dikalahkan Jerman Barat di laga perempat final. Padahal, Jerman Barat di Piala Dunia 1966 sempat dibuat kerepotan menghadapi akselerasi Charlton. Bobby memutuskan pension total dari sepakbola pada 1973. setahun kemudian, dia mendapat penghargaan CBE dan mendapat gelar kebangsawanan Sir pada 1994.

Kenal Bola dari Ibu Kandung
Bobby Charlton lahir dan tumbuh di lingkungan yang sangat gibol. Bobby kenal sepakbola lewat ibu kandungnya, Cissie. Lewat Cissie-lah, Bobby tahu cara menendang bola. Hanya Cissie tak serta-merta mendukung keinginan Bobby menekuni sepakbola secara professional dan menjadikannya sebagai profesi. Cissie malah menganjurkan Bobby jadi polisi saja. Bobby pun sempat mengikuti tes masuk akademi kepolisian.

Bakat hebat tercium oleh pemandu bakat MU, Joe Amstrong, ketika dia bermain untuk tim sekolahanEast Northumberlandpada 9 Februari 1953.
Banyak klub lain yang berminat padanya, tetapi dia lebih memilih bergabung dengan United.
“Saya piker, jika bergabung dengan United permainan saya akan lebih matang. Itu sebabnya saya menolak tawaran yang lebih menggiurkan dari klub lain.


 Bakat hebat tercium oleh pemandu bakat MU, Joe Amstrong, ketika dia bermain untuk tim sekolahanEast Northumberlandpada 9 Februari 1953.

Banyak klub lain yang berminat padanya, tetapi dia lebih memilih bergabung dengan United.
“Saya piker, jika bergabung dengan United permainan saya akan lebih matang. Itu sebabnya saya menolak tawaran yang lebih menggiurkan dari klub lain,”kenang Bobby seperti dikutip Wikipedia.

Dia membuat debut pada 6 Oktober 1956 saat United-yang ditangani Matt Busby- menghadapi Charlton Athletic. Hebatnya, Bobby yang bermain di sayap kiri berhasil mencetak dua gol dari kemenangan 4-2. Sejak itu, Busby terus memberikan kepergayaan kepada Bobby. Bobby pun bisa menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Dalam 14 laga bersama United, dia melesakkan 10 gol. Setahun setelah debut, Bobby dan United berhasil memboyong trofi Liga Inggris dan ikut andil membawa United menembus semifinal Piala Champions.

Tragedi Munich

Selain kekalahan lawan Jerman Barat di Piala Dunia 1970, ada lagi satu insiden yang sampai kini sulit dilupakan Bobby. Insiden itu nyaris merenggut nyawanya.

6 Februari 1985. Bobby Charlton tak akan pernah melupakan peristiwa mengerikan di Bandara Munich. Ketika itu, 43 penumpang pesawat British European Airways dengan nomor penerbangan BE609 akan pulang ke Inggris. Pesawat yang dipiloti James Thain tersebut memang khusus mengangkut rombongan pemain, pelatih, staf MU. Juga wartawan yang meliput laga di pentas Piala Eropa lawan Red Star Belgrade yang berkesudahan 3-3.

Start dari Bandara Zemun, pesawat harus mendarat dulu di Bandara Munich untuk mengisi bahan baker. Seluruh penumpang pun keluar dan baru kembali ke perut pesawat setelah dipanggil kru. Nah, di sinilah bencana dimulai. Dua kali pesawat gagal take off. Tapi, pramugari tetap meminta penumpang tenang karena pesawat hanya mengalami kerusakan kecil. Pesawat akhirnya bisa take off, namun seluruh penumpang termasuk Bobby mulai cemas. Bobby dan rekan setimnya, Denis Violet, memilih pindah ke posisi sayap. Sementara Tommy Taylor dan David Pegg pindah ke belakang.

 “Mereka (Pegg dan Taylor) merasa kalau duduk di belakang lebih aman jika terjadi kecelakaan. Ternyata, keputusan mereka sangat fatal,”papar Bobby kepada Wikipedia mengenang tregedi kecelakaan yang mengerikan itu.
Baru beberapa menit lepas landas, sayap pesawat menabrak rumah. Pesawat pun oleng kemudian menabrak pohon besar. Badan pesawat terbelah. Bobby-yang sudah mengenakan sabuk pengaman-terlempar dari kabin. Dia baru sadar setelah ditemukan kiper United Harry Gregg. Ketika itu dia tak sempat berbuat apa-apa karena tertahan sabuk pengaman.

“Kala itu saya merasa sudah mati. Saya tak bisa berbuat apa-apa, termasuk mengikuti langkah Gregg kembali ke pesawat untuk membantu Matt Busby (pelatih United) yang mengalami cederah parah,”tuturnya.

Kecelakaan mengerikan itu mengakibatkan 23 penumpang tewas.Parapemain pilar United termasuk kapten tim Roger Byrne, Mark Jones, Billy Whelan, Eddie Colman dan Geoff Bent tewas seketika. Sementara Duncan Edward meninggal setelah dirawat di rumah sakit.

Bobby sendiri mengalami cedera serius di bagisn kepala dan harus menginap di rumah sakit. Tapi, Bobby menjadi pemain pertama yang tiba kembali ke kamp latihan United pascahmusibah pesawat pada 14 Februari 1985, 8 hari setelah kecelakaan. Namun, karena masih trauma, Bobby hanya berlatih menendang bola bersama pemain yunior dan fotografer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar