Senin, 22 April 2013

Sir Matt Busby Memory


Saat diminta untuk melatih Manchester United yang saat itu sedang hancur, Matt Busby langsung merasa tertantang. “Sepak bola adalah romantika, puisi, drama, dan misteri. Saya merasa menemukan semua itu di MU,” kata Busby kala itu.
Langkah yang tepat. Meski baru pertama kali mejabat sebagai manajer, Busby langsung memberi sentuhan maut. MU yang tadinya terpuruk, tiba-tiba menjadi menakutkan. Dengan materi pemain yang rata-rata belia, Red Devils meneror tim-tim elite Inggris kala itu Liverpool, Everton, Nottingham Forest, dan Queen’s Park

Kemampuannya membakar semangat tim terbilang luar biasa. “Tak jadi masalah kita menang atau kalah pada akhir pertandingan. Yang terpenting adalah kita telah mengerahkan segala kemampuan terbaik.” Begitulah yang selalu dikatakannya kepada pemain.
Tragedy Muenchen 1958 nyaris merenggut nyawanya. Butuh waktu dua tahun bagi Busby untuk sembuh total dan kembali menukangi MU. Begitu kembali, dia dihadapkan pada kenyataan pahit: tim yang susah payah dibentuknya kini porak-poranda.
Toh dengan tangan dingin, Busby berhasil membentuk kembali “serpihan-serpihan” MU. Bahkan lebih hebat dari sebelumnya. Gelar juara Piala Champions menjadi bukti. Orang pertama yang membawa klub asal Inggris menjuarai kompetisi tingkat Eropa.

Sir Matt Busby berpose dengan trofi Piala Champions 1967-1968 dengan The Busby Babes
Bagi Busby, MU adalah segalanya. Patung perunggu dirinya di Old Trafford menunjukkan betapa besar jasanya bagi MU. Kini namanya diabadikan sebagai nama jalan di mana stadion Old Trafford berdiri.

Pasca Menurunya Prestasi Manchester United kala Terjadi Perang Dunia II
Selain nama Sir Alex Ferguson, terlebih dulu ada manajer MU yang sukses: Sir Matt Busby. Manajer yang juga berasal dari Skotlandia ini bahkanlebih sukses dan heroik. Dia membuktikan diri memiliki sentuhan maut. Mengubah MU, dari kondisi terpuruk dan bangkrut menjadi tim elite di Inggris dan Eropa.

(Sir Matt Busby selamat dalam tragedi Munich 16 Februari 1958

Sebelum kehadiran Busby, MU bukan tim nomor satu di Inggris, sukses MU hanya pada musim 1907-08 dan 1910-11 ketika meraih double winners, menjuarai Premier League (Divisi I) dan juara Charity Shield. Satu gelar lagi, Piala FA, diraih tahun 19-09. saat itu, sukses itu masih belum ada apa-apanya dibandingkan denganLiverpool.
Matt Busby ternyata lebih tertantang menangani klab yang sedang hancur itu. Padahal, pada saat yang sama dia ditawari menjadi asisten manajer klab yang punya nama lebih besar,Liverpool. Tapi, Busby menolak. Baginya menangani tim yang hancur lebih menggairahkan dan menantang dari pada menangani tim yang sudah mapan.
“Sepak bola adalah romantika, puisi, drama, dan misteri. Saya merasa menemukan itu di MU,” kata Busby. Dia memang mencintaikotaManchester. Sebab, sebelum membela Liverpool, dia lebih dulu membela Manchester City sebagai bek kanan.
Langkah pertama yang dilakukan Busby adalah mengontrak Jimmy Murphy untuk menjadi asistennya. Duet yang cukup klop, karena keduanya meiliki kerja sama yang baik. Selain itu Busby merombak tim. Pertahanan dan serangan menjadi perhatiannya.

Patung Sir Matt Busby di depan Old Trafford menjadi penanda betapa perannya sangat penting dan besar bagi kejayaan Manchester United
 Untuk membangun pertahanan yang tangguh, dia mengontrak Johny Cerey, John Aston, Allenby Chilton. Sedang lini depan dipertajam dengan masuknya Charlie Mitten, Jack Rowley, dan Stan Person.
Bakat-bakat muda ini menunjukkan permainan fenomenal. Mereka sering disebut The Busby Babes – putra-putra binaan Busby yang selalu tampil menawan -. Dan, gelar juara Liga Inggris yang ditunggu sejak 40 tahun terakhir datang juga. Busby Babes mempersembahkan gelar ini pada musim 1951-52.
Sejak itu, MU mulai menjadi tim elite Inggris. Sukses yang sama terulang lagi pada musim 1955-56, 1956-57, 1964-65, dan 1966-67. prestasi makin lengkap setelah juara Piala FA dua kali dan Charity Shield tiga kali.


Paling fenomenal adalah sukses tahun 1968. Untuk pertama kalinya, MU menjuarai Piala Champions. Sukses ini tak hanya menandai kebesaran MU di tingkat Eropa, tapi juga menghibur duka cita. Sebab, pada even ang sama pada tahun 1958, pasukan Busby mengalahi kecelakaan.
Usai melawan Red Star Beograd, pesawat mereka mampir di Muenchen untuk mengisi bahan bakar. Pesawat gagal lepas landas tertabrak, 23 orang tewas, termasuk 8 pemain, asisten manajer, dan ofisial MU. Busby selamat. Tapi, bencana itu meninggalkan luka pada diri Busby, juga wargaManchester. Itu kenangan pahit Busby. Tapi sebagai pribadi, Busby tetap dikenang sebagai pahlawan sepak bola. Manajer hebat yang punya sentuhan maut, mengubah keterpurukan klab menjadi tim hebat di Inggris, juga Eropa.

Langkah yang cukup berarti. Meski baru pertama menjadi manajer, Busby ibarat raja Midas yang membuat apa yang disentuhnya menjadi emas. MU yang tadinya terpuruk karena kebangkrutan, tiba-tiba menjadi tim yang menakutkan. Red Devils bahkan langsung menjadi terror bagi tim-tim elite Inggris saat itu, seperti Liverpool, Everton, Nottingham Forest, dan Quenn’s Park Rangers.

Tidak langsung membawa gelar, tapi MU menjadi tim yang tangguh. Dalam tiga musim berturut-turut 1946-47, 1947-48, dan 1948-49 – MU menjadi runner up Premier League yang saat itu masih bernama Divisi I -  Bahkan, di msim 1947-48, MU menjuarai Piala FA untuk peertama kalinya sejak 1908-09.

Prestasi Sir Matt Busby Bersama Manchester United
 
Juara Piala FA 1994, 1963;
Juara Charity Shield 1952, 1956, 1957, 1965, 1967;
 Juara Divisi I 1951-52, 1955-56, 1956-57, 1964-65, 1966-67;
Juara Liga Champions 1967-68;















Tidak ada komentar:

Posting Komentar