Jumat, 31 Mei 2013

United Legend --> Sir Robert 'Bobby' Charlton


 Nama : Sir Robert 'Bobby' Charlton

 Tempat Tanggal Lahir : Ashington, 11 October 1937

 Kebangsaan : Inggris

 Tinggi badan : 173 cm

 Posisi Bermain : Gelandang Serang, Striker



 Total Goal : 249

 Total Penampilan : 758

 Bergabung Dengan MU : 11 Oktober 1953







 Perjalanan Karir :

  Karir Junior :

* East Northumberland Schools tahun 1953–1956

* Manchester United tahun 1956

  Karir Senior :

* Manchester United tahun 1956-1973,
   758 Penampilan, 249 Gol

* Preston North End tahun 1973-1975,
   38 Penampilan, 8 Gol

* Waterford tahun 1976
   3 Penampilan, 1 Gol

  Tim Nasional Inggris :

* Timnas U-23 tahun 1958-1960
   6 Penampilan, 5 Gol

* Timnas Senior tahun 1958-1970
   106 Penampilan, 49 Gol

  Manager Tim :

* Preston North End tahun 1973-1975

* Wigan Athletic tahun 1983 (caretaker manager)

  Prestasi:

* 3 kali Juara Liga Inggris bersama Manchester United pada tahun 1956/1957, 1964/1965, 1966/1967

* Juara FA Cup tahun 1962/1963

* Juara Charity Shield tahun 1956, 1957, 1965, 1967

* Juara FA Youth Cup tahun 1953/1954, 1954/1955, 1955/1956

* Juara Piala Eropa tahun 1967/1968

* Juara Piala Dunia bersama Timnas Inggris tahun 1966


SEKILAS TENTANG BOBBY CHARLTON

Siapa yang tak kenal Bobby Charlton, salah satu legenda terbesar Manchester United dan juga Inggris, yang pernah memenangkan satu-satunya trophy piala dunia bagi Inggris, dan juga memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Manchester United sepanjang masa dengan total 249 Gol dari 758 penampilan.
Bobby Charlton memulai karir dari tim junior Manchester United dan memperoleh kontrak profesionalnya pada umur 17 tahun.

Pada awal karirnya bersama Manchester United, Bobby Charlton mengalami tragedi yang sangat memilukan saat pesawat yang ditumpangi skuad Manchester United mengalami kecelakaan saat mencoba lepas landas dari bandara di Muenchen tahun 1958 yang dikenal dengan 'Munich Disarter', Bobby Charlton berhasil selamat dari tragedi itu, dan sejak saat itu, Bobby Charlton mengabdikan sepakbolanya untuk teman-temannya yang tewas dalam kecelakaan itu. Bersama Manchester United, Bobby Charlton membangun kembali kejayaan Manchester United di Inggris ataupun eropa. Dan hasilnya, 3 Piala Liga Inggris, 1 Piala FA, dan 1 Piala Eropa berhasil dipersembahkan Bobby Charlton buat Manchester United.

Puncak karir Bobby Charlton terjadi pada tahun 1966 saat dia berhasil mengantarkan Timnas Inggris menjadi juara Piala Dunia dengan mengalahkan Jerman Barat di final dengan skor 4-2, dan memenangkan FIFA World Cup Golden Ball sebagai penghargaan pribadinya.
Manchester United sampai mengakhiri karir dari Manchester United dan pindah ke Preston North End tahun 1973. Sampai saat ini, Bobby Charlton menempati urutan ke-4 dalam daftar pemain terbaik sepanjang masa Manchester United dibawah Ryan Giggs, Eric Cantona, dan George Best. Setelah itu, Bobby Charlton menjadi legenda dengan terus bermain dan mencetak gol buat

United Legend --> Eric 'The King' Cantona


Nama Lengkap : Eric 'The King' Daniel Pierre Cantona

Tempat dan Tanggal Lahir : Marseille, 24 Mei 1966

Kebangsaan : Prancis

Tinggi Badan : 188 cm

Posisi : Penyerang

Nomor Punggung : 7







PERJALANAN KARIR SEPAKBOLA
* Tahun 1983–1988 Auxerre, 82 Penampilan, 23 Gol
* Tahun 1985–1986 Martigues (Pinjaman), 15 Penampilan, 4 Gol
* Tahun 1988–1991 Marseille, 40 Penampilan, 13 Gol
* Tahun 1989, Bordeaux, (Pinjaman), 11 Penampilan, 6 Gol
* Tahun 1989–1990, Montpellier (Pinjaman), 33 Penampilan, 10 Gol
* Tahun 1991, Nîmes, 16 Penampilan, 2 Gol
* Tahun 1992, Leeds United, 28 Penampilan, 9 Gol
* Tahun 1992–1997, Manchester United, 144 Penampilan, 64 Gol

Tim Nasional

* Tahun 1987–1995, Prancis, 45 Penampilan, 20 Gol

   Debut Internasional :
   12 Agustus 1987 Melawan Jerman Barat


Penghargaan yang Diraih :

* Juara Piala Eropa U-21 Bersama Timnas Prancis Tahun 1988

* Juara Piala Prancis Bersama Montpellier Tahun 1990

* Juara Liga Prancis Bersama Marseille Tahun 1991

* Juara Divisi Satu Liga Inggris Bersama Leeds United Tahun 1992

* Juara Premier League Bersama Manchester United Tahun 1993,
   1994, 1996, 1997

* Juara Piala FA Bersama Manchester United Tahun 1994, 1996

* PFA Player of the Year Tahun 1994

* Footballer of the Year Tahun 1996


SEKILAS TENTANG ERIC CANTONA

Setelah didatangkan oleh Manchester United dari Leeds United tahun 1992, nama Eric Cantona langsung berkibar sebagai pesepakbola hebat di medio tahun 90'an. Mengenakan jersey no.7, Eric 'The King' Cantona bersama MU telah membawa banyak kejayaan buat Setan Merah dengan meraih 4piala Premier League dan 2piala FA.
Maka tak salah jika Cantona selalu dielu-elukan para pendukung MU.
Dan tentang julukan 'The King' yang diberikan para fans united padanya, itu berkaitan dengan aksinya di lapangan, bukan karena kemampuannya mencetak gol, tapi karena penampilan uniknya yang selalu menaikkan kerah jersey nya sehingga terlihat seperti memakai jubah raja. Dan karena itulah julukan 'The King' melekat padanya.

Sepanjang karirnya, Cantona dikenal sebagai pemain yang temperamental dan kontroversial, dan salah satu yang menarik perhatian dunia adalah 'kung-fu kick' yang dilepaskan Cantona kepada fans Crystal Palace bernama Mathew Simons sesaat setelah Cantona dikartu merah wasit dalam pertandingan ditahun '95. Kejadian ini dipicu oleh ejekan Simons saat Cantona sedang berjalan menuju ruang ganti, karena tak bisa menahan emosi, kontan Cantona pun melepaskan Kung-fu kick yang sangat terkenal itu ke arah Mathew Simons. Akibat insiden itu, Cantona mendapat skorsing 9bulan tak boleh bermain sepakbola, sedangkan Mathew Simons mendapat hukuman 7 hari penjara.

Terlepas dari segala kontroversinya, Eric Cantona tetap layak disebut sebagai salah satu legenda Manchester United terhebat mengingat ia pun juga berperan sebagai guru dan pemimpin dari generasi emas 'Class of 92' yang membawa banyak kejayaan buat Manchester United sampai sekarang.

Dunia sepakbola memang fenomenal sekaligus kontroversial. Sifat temperamennya dan permainan kerasnya sering kali mendapat kritikan tajam dari berbagai pihak. Namuna sekitar tahun 1997, sepertinya Eric Cantona yang terkenal Bengal itu sangat menyadari dirinya. Di pertandingan terakhirnya melawan melawan West Ham pada 11 Mei 1997, dirinya menyatakan permintaan maaf terdalam untuk David Busst yang karir sepakbolanya berakhir karena mengalami cedera serius saat melawan Manchester United tahun lalu.


Eric Cantona saat ini adalah selain dikenal sebagai seorang legenda pemain sepak bola (yang temperamen tentunya) di Manchester United dan Perancis, juga dikenal sebagai seorang pemain film professional. Sudah cukup banyak film yang dibintanginya, termasuk film terbarunya Switch yang menempatkannya pada peran utama.

Kamis, 30 Mei 2013

Inside United : Carrington Training Centre







Nama Resmi   : Trafford Training Centre

Lokasi : Carrington, Manchester, Inggris

Alamat : Birch Road, Off Isherwood Road, Carrington, Manchester.

Dibangun : Tahun 1999

Resmi Dibuka : 26 Juli 2000

Pemilik : Manchester United F.C.

SEKILAS TENTANG CARRINGTON TRAINING CENTRE


Trafford training centre atau lebih familiar disebut 'Carrington' adalah pusat pelatihan yang dimiliki oleh Manchester United. Mulai dibangun pada akhir dekade 90'an, Carrington selesai dibangun dan kemudian diresmikan pada 26 juli 2000. Carrington dibangun atas permintaan Sir Alex Ferguson yang menginginkan tempat latihan yang tertutup bagi publik, dan kini Carrington digunakan sebagai tempat latihan resmi tim utama maupun tim junior Manchester United, menggantikan 'The Cliff' yang sebelumnya digunakan sebagai pusat pelatihan.

Carrington adalah pusat pelatihan yang dibangun dengan mewah dan mempunyai fasilitas yang lengkap. Di dalam kompleks, ada pusat pelatihan dan rehabilitasi, ruang fisioterapi dan pijat, kolam renang dan kolam hidroterapi. Ada juga lapangan basket, sauna, ruang kebugaran untuk menjaga berat badan, restoran, ruang rapat, kantor, ruang kelas, dan sebuah studio TV untuk wawancara pemain dan staf untuk MUTV.
Didalam komplek Carrington, ada 14 lapangan sepak bola berbagai ukuran, dan dua laguna yang digunakan sebagai bagian dari sistem pembuangan air limbah.
Carrington oleh media dijuluki sebagai "Benteng Carrington" karena lokasi pusat pelatihan ini terletak 2,4 kilometer dari pagar depan dan juga dilindungi oleh 30.000 pagar pohon disekitarnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah media dan mata-mata dari tim lain untuk melihat taktik tim yang akan digunakan dalam pertandingan mendatang.
Pusat pelatihan Carrington ini memiliki luas total selebar 108 hektar yang 71 persen dari area nya digunakan oleh klub, dan lahan sisanya disewakan kepada petani lokal, termasuk juga cagar alam kecil yang dikelola oleh klub dan 'Cheshire Wildlife Trust', sebuah lembaga perlindungan satwa.
Kompleks ini tidak terhubung ke saluran pembuangan utama kota Carrington, maka dari itu pusat pelatihan ini memiliki sistem pembuangan limbah sendiri.
Pusat pelatihan ini dikelola oleh tujuh staf 'Group Property Services' (GPS). Dimana tiga staff ditempatkan di gedung Akademi dan empat staf sisanya ada di gedung utama Trafford Training Centre.

Rabu, 29 Mei 2013

10 Pemain Muda Terbaik Manchester United

Manchester United F.C. adalah sebuah klub sepak bola papan atas di Inggris yang berbasis di Old Trafford, Manchester, memang menjadi salah satu tim papan atas di Britania Raya setelah sukses merebut 11 gelar Premier League, 4 gelar Piala FA, 3 gelar Piala Liga, 8 Community Shield, 2 gelar Liga Champions, 1 gelar Piala Winners, 1 Piala Interkontinental, 1 Piala FIFA Club World Cup dan 1 Super Cup dalam dua dasawarsa terakhir. 

Dalam sejarahnya, Manchester United selalu mencetak pemain-pemain muda berkelas. Baca :10 Pemain Terbaik Manchester United. Nama-nama legendaris melenggang penuh pesona di lapangan hijau stadion kebanggaan Old Trafford untuk menyajikan permainan menawan. Kebijakan tentang pemain muda ini mengantarkan Manager Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson menjadi manager yang paling sukses menangani Manchester United menjadi tim yang besar. Siapa saja pemain muda tersebut, berikut ini 10 pemain muda terbaik sepanjang masa dari Manchester United.

1. David Pegg 




David Pegg adalah seorang pemain inggris dan salah satu dari delapan pemain MU yang kehilangan nyawanya dalam bencana udara Munich pada 6 februari 1958. Sebagai anak ajaib yang menjadi target team papan atas, ia mendatangani kontrak pertamanya bersama United pada saat meninggalkan sekolah di umur nya 14 tahun, dan debut pertamanya di tim Football League first division melawan Middlesbrough pada tanggal 6 Desember 1952 di umurnya 17 tahun.

Ia menjadi pemain sayap kiri yang paling dihormati dan disegani oleh team-team lawan. Sebelum akhirnya sampai pada bulan-bulan terakhir bencana (ketika ia digantikan oleh Albert Scanlon) dan telah mengumpulkan dua medali kemenangan League Championship dalam dua musim sebelum bencana Munich terjadi. Ia juga menikmati reputasinya yang patut ditiru di Eropa, tim besar seperti Real Madrid pun sudah mempersiapkan bek baru yang khusus untuk menghadang bakatnya pada semifinal Leg pertama melawan United, Maret 1957. 

2. David Beckham 


David Robert Joseph Beckham memulai karir sepakbolanya di akademi sepakbola milik Manchester United. Beckham mahir dalam umpan silang dan tendangan bebas melengkung membuatnya ia menjadi salah satu eksekutor terbaik tendangan bebas terbesar dalam sejarah. Di musim 1994-1995 David Beckham masuk ke skuad senior Manchester United, hal ini mendapat banyak kecaman karena pada saat itu usia David Beckham masih sangat muda. Tapi di akhir musim, Beckham membuktikan pilihan pelatihnya Alex Ferguson tepat dengan memenangi Premiership dan FA Cup. Debut pertamanya bersama tim senior MU terjadi saat dia menjadi pemain pengganti di ajang Piala Liga saat melawan Brighton & Hove Albion. Pada tanggal 7 Desember 1994, Beckham membuat debutnya di Liga Champions dan berhasil mencetak 1 gol ketika melawan Galatasaray. Selama bersama Machester United, ia ikut memenangkan 6 gelar juara Premier League, piala FA Cup 2 kali, Liga Champions 1999, Piala Interkonental dan Piala FA Youth. 

3. Arthur Albiston 


Beberapa pemain telah mewakili Manchester United, Arthur merupakan pemain bek kiri Skotlandia yang dapat diandalkan atas konsistennya. Bagian terbaik dari satu dekade, Arthur Albiston adalah pemain inti The Reds dimana ia telah mengumpulkan tiga medali kemenangan FA Cup Winners, 14 kali bermain dengan timnas Skotlandia dan memiliki banyak penggemar. Albiston bergabung dengan klub Manchester United sebagai trainee pada bulan Juli 1972, dan dua tahun kemudian ia menjadi pemain profesional. Membuat team pertama debutnya pada tanggal 9 Oktober 1974 di kemenangan pertandingan Piala Liga saat itu melawan Manchester City. Di Old Trafford di depan 55.000 penonton. Ia membuat 485 penampilan di umurnya 14 tahun, bermain di bek kiri , dan mencetak enam gol. Ia membantu klub memenangkan Piala FA pada 1977 , 1983 dan 1985. 

Albiston meninggalkan Manchester United pada Agustus 1988 untuk West Bromwich Albion , dikelola oleh mantan bos Setan Merah Ron Atkinson , dengan status bebas transfer. Pada saat keberangkatannya dari Old Trafford ia adalah pemain terlama di skuad dan satu-satunya pemain yang tersisa dari masa kejayaan Tommy Docherty. 

4. Gary Neville 


Ia bermain untuk Manchester United selama kariernya dan menjadi kapten tim selama lima tahun. Ia juga sering bermain untuk tim nasional Inggris.Gary Neville secara potensinya sudah mulai terlihat sejak muda untuk menjadi pesepakbola Profesional. Neville mengorbankan semua hal menyenangkan remajanya dalam rangka untuk menjadikannya sebagai pesepakbola, dengan menghabiskan seluruh karirnya bermain di Old Trafford, yang membuat ia menjadi salah satu orang yang loyal membela satu klub sepakbola. ia membuat debut internasionalnya pada tahun 1995 dan menjadi pilihan pertama untuk klub dan negara selama lebih dari sepuluh tahun. 

Gary Neville adalah saudara dari pesepakbola Liga Premier dan kapten Everton Phil Neville, yang juga pemain Manchester United (dari tahun 1993 sampai 2005). Pada saat ia pensiun, ia merupakan pemain Manchester United terlama kedua yang membela tim tersebut, di belakang rekan setimnya Ryan Giggs. Neville pensiun pada 2011. Ia telah bermain 602 kali untuk Manchester United, dan 85 kali penampilannya di Timnas Inggris. 

5. Norman Whiteside 


Whiteside menjadi pemain Manchester United termuda sejak Duncan Edwards ketika ia melakukan debut pertamanya sebagai penyerang pada musim 1981-82. Debutnya terjadi saat melawan Brighton & Hove Albion di liga menang 1-0 di Goldstone Ground pada 24 April 1982, dua minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-17. Pada hari terakhir musim itu, delapan hari setelah ulang tahun ke-17, ia menjadi pencetak gol termuda Manchester United menang 2-0 atas tuan rumah Stoke City. Meskipun ia tidak memiliki kecepatan yang cukup untuk menjadi penyerang murni, Whiteside memiliki gaya dan keterampilan yang hebat. Hal ini membuatnya menjadi pemain favorit di kalangan penggemar Manchester United karena kemahirannya sebagai penyerang atau membantu kontrol lini tengah permainan. 

Whiteside telah bermain untuk Manchester United (273 penampilan, 66 gol) sebelum karirnya berakhir dengan cidera di usia 26. Ia memenangkan Piala FA dua kali selama bermain untuk Manchester United, pada tahun 1983 dan 1985. Whiteside keluar dari tim di usia 24 tahun.

6. Paul Scholes 



“Ia selalu memegang kendali di lapangan dan menentukan passing yang sangat akurat menjadi indah untuk ditonton.” Itulah yang di katakan oleh “The United Legend” Bobby Charlton. Scholes adalah salah satu pemain yang bersinar pada generasinya, ia dihormati karena perilakunya di dalam dan diluar lapangan, serta permainnya di lapangan hijau. Menjadi kekuatan baru saat itu bersama Beckham, Giggs, Butt dan Neville bersaudara pada pertengahan 1990-an. Kelahiran Salford, Scholes mencetak dua gol pada debutnya di Piala Liga di Port Vale di 1994/95 dan pada pertama liga melawan Ipswich. 

Pada akhir musim 2010/2011 Paul Scholes resmi pensiun dari United, setelah menghabiskan semua kariernya sampai saat ini bermain untuk klub “setan merah”. Setelah pensiun, Paul Scholes akan menjadi staff kepelatihan Manchester United, namun secara mengejutkan pada awal tahun 2012 Scholes kembali bermain dengan setan merah saat mencukur Bolton 3-0. Pertandingan pertama Paul Scholes, yang kembali dari masa pensiun, di Old Trafford sejak pertandingan perpisahan pada awal musim juga menuai pujian Ferguson. Menurut Ferguson “Scholes memiliki naluri mencetak gol, ia selalu punya itu sejak muda, dan ia mencetak gol lagi”. 

7. Sir Bobby Charlton 


Tidak ada yang mewujudkan reputasi Manchester United lebih baik dari Sir Bobby Charlton. Seorang anggota Busby Babes, diselamatkan oleh keberuntungan, Charlton selamat dari bencana udara Munich. Setelah selamat dari trauma bencana tersebut Charlton berusia 20, ia bermain seolah-olah setiap pertandingan adalah didekasikan untuk para rekan-rekan nya yang menjadi korban. Dalam karir 17 tahun bermain dengan United, ia telah bermain dengan rekor 754 game, mencetak 247 gol. Menjadi pemain professional bersama Manchester United pada Oktober 1954, memenangkan FA Youth Cup pada tahun 1954, 1955 dan 1956. 

Bulan Agustus 1975 Sir Bobby memutuskan pensiun sebagai pemain. Pada bulan Juni 1984 Charlton menjadi direktur Manchester United, posisi yang masih berlaku sampai sekarang. Ia juga dianugerahi OBE dan CBE, dan gelar bangsawan “sir” bulan Juni 1994. Semuanya adalah bentuk apresiasi klubnya dan sepak bola Inggris atas permainan, dedikasi, kesetiaan dan totalitasnya dalam memajukan dunia sepakbola Inggris. 

8. Duncan Edwards 


Duncan Edwards lahir di Dudley pada tanggal 1 Oktober 1936 dan sepanjang hidupnya yang singkat mengaku bangga menjadi duta untuk kota dimana karir sepak bola membawanya. Duncan Edwards adalah salah satu korban bencana udara Munich. Pada Usia 17. Hebatnya, Edwards selamat dari kecelakaan itu, tetapi 15 hari kemudian ia menyerah pada luka-lukanya, di umur 21. Edwards sudah bermain regular dalam tim inti Manchester United. Manajer Manchester United saat itu Matt Busby, yang memberikannya debut pertamanya di umur 16 tahun.

Mampu bermain hampir di semua sisi, Edwards memiliki kekuatan fenomenal dengan assist nya yang indah, ia disebut “pemain sepak bola yang lengkap di Inggris, mungkin juga di dunia”. Sebagai bagian dari sisi yang terkenal ‘Busby Babes’ bakatnya dengan cepat diakui oleh Inggris dan Edwards menjadi orang termuda untuk mewakili negaranya ketika ia melakukan debut hanya berusia 18 tahun dan 183 hari. Sir Bobby Charlton mengatakan : ”Kematian-Nya adalah tragedi terbesar yang pernah terjadi pada Manchester United dan sepakbola Inggris.” 

9. George Best 


Memiliki kecepatan, keseimbangan, visi, kontrol bola yang luar biasa, kemampuan untuk menciptakan peluang dan mencetak gol dari situasi yang tampaknya tidak mungkin menjadi sebuah cerita. George Best adalah pemain yang paling berbakat Manchester United. Pada 1964-65, bersama Denis Law, Bobby Charlton dan David Herd, merupakan yang terbaik, tokoh kunci dalam memenangkan gelar pertama The Reds (sejak era pra-Munich). Bermain sebanyak 361 laga, Best telah mengasilkan 136 goal untuk United. Ia memegang rekor gol terbanyak saat pasca perang oleh pemain Manchester United dalam pertandingan tunggal. George sebagai salah satu pemain terbesar yang pernah bermain. Ia sering disebut pesepakbola selebriti modern pertama. 

Sayangnya, meskipun George tidak bisa mengatasi kecanduannya dengan alkohol, sebelum mencapai umur 60 ia meninggal (November 2005) setelah lama menderita transplantasi hati. Foto terakhirnya yang muncul di publik berada di berita halaman depan News of the World pada akhir pekan sebelum ia meninggal. Ia ingin orang melihatnya, untuk memperingatkan mereka dari alkohol yang mengerikan dapat mengubah kehidupan seseorang. 

10. Ryan Giggs 


Ryan Giggs merupakan salah satu pemain sayap terbaik sepanjang sejarah dan juga dikenal karena loyalitas nya bersama Manchester United. Beruntung Sir Alex melakukan kunjungan pribadi ke rumahnya pada hari ulang tahunnya ke 14, dan Ryan mendapatkan kesempatan bermain untuk team favoritnya sejak kecil. Ryan menjadi pemain professional United pada bulan November 1990 dan partai debutnya bermain di liga divisi satu melawan Everton di Old Trafford pada 2 maret 1991. 

Giggs saat ini bermain dengan klub dan satu-satunya hingga sekarang adalah Manchester United. Ia merupakan pemain terlama yang pernah membela klub ini dan merupakan pemain pertama terbanyak tampil untuk MU sepanjang sejarah (805 kali) setelah memecahkan rekor Sir Bobby Charlton (758 kali). Giggs menjadi pemain dengan memenangkan penghargaan lebih banyak dari pemain United lainnya dalam sejarah klub. Ia sudah bersama United memenangkan dua belas kali gelar juara liga (mengalahkan rekor yang disandang oleh pemain Liverpool F.C., Alan Hansen dan Phil Neal yaitu sembilan kali), empat gelar FA Cup, dua gelar League Cup dan dua gelar Liga Champions. 


Sejarah Singkat Red Army

 
Red Army merupakan julukan bagi kelompok hooligans atau fans garis keras Manchester United yang lebih terkenal dengan istilah “hooligan firm”. Pada era akhir tahun 70an dan awal 80an merupakan masa dimana Red Army sangat terkenal dengan segala eksistensinya, hingga mendapatkan predikat sebagai kelompok hooligans terbesar di negeri Inggris Raya. Mereka sering kali berkelahi dengan kelompok hooligans lainnya, terutama dengan rival terberat mereka saat itu ICF (Inter CIty Firm) yang merupakan kelompok hooligans dari klub West Ham United. Red Army tampil dalam film dokumenter tahun 1985 berjudul hooligan dimana saat itu kelompok hoolians West Ham United melakukan perjalanan away ke Old Trafford dalam pertandingan Piala FA Putaran ke-6,  dan terjadi perkelahian besar dengan antara Red Army dengan ICF di sekitar Manchester seusai pertandingan.

Red Army adalah nama yang diberikan kepada away supporters Manchester United selama tahun 1970-an. Yang paling terkenal adalah pada tahun 1974-75, saat United terdegradasi dari divisi utama Liga Inggris dan bermain satu musim di divisi kedua. Red Army yang selalu menyebabkan kekacauan di seluruh negeri Inggris, mengunjungi stadion di mana mereka akan hadir lebih banyak dari pada home fans. Bersama dengan  penggemar Bolton Wanderers saat itu, mereka menusuk penggemar muda Blackpool hingga tewas di belakang The Kop Spion di Bloomfield Road kota Blackpool saat  pertandingan Divisi II pada tanggal 24 Agustus 1974, hal ini menyebabkan PSSI Inggris mewajibkan seluruh stadion di Inggris untuk memasang pagar tinggi.
 

Anggota Red Army yang paling terkenal saat itu adalah Tony O’Neill, yang memimpin kelompok tersebut pada akhir tahun 1970 hingga sekitar tahun 2001 ketika ia dilarang menginjakkan kaki di seluruh stadion sepakbola di Inggris oleh Pemerintah setempat. O’Neill telah merilis dua buku tentang hooligan firm tersebut, yaitu Red Army General pada tahun 2004 dan The Men in Black di tahun 2006 dan kini menjadi pimpinan perusahaan Champions Sport Travel penyedia jasa bagi fans United yang ingin menghadiri pertandingan away Manchester United. Judul dari The Men In Black berasal dari aggota Red Army  yang dikenal selalu mengenakan pakaian serba hitam saat menonton pertandingan, dengan insiden paling dikenang adalah ketika mereka pergi untuk men-support United melawan West Ham di Upton Park, saat itu mereka menyergap para fans West Ham mengenakan balaclava.


 
Di saat Red Army mengunjungi suatu kota maka tempat itu akan berdengung, mereka selalu pergi dalam kelompok besar, mereka melakukan perjalanan dengan kereta api, mobil besar, bus/truk atau apapupun kendaraan yang dapat mengangkut mereka ketempat tujuan karena semangat besar mereka guna mendukung tim kesayangannya. Bahkan tidak peduli jarak yang jauh, hujan atau cerah, tetap saja mereka ada di sana, berdiri dan tidak berhenti nge-chant selama pertandingan berlangsung.

Selama bertahun-tahun Red Army selalu hadir di pertandingan Manchester United dengan jumlah yang besar, dan kini dalam era teknologi informasi yang sudah mendunia dengan adanya internet, Red Army makin dikenal secara global. Banyak dari fans Manchester United di seluruh dunia mendapatkan inspirasi dari mereka dalam men-support klub kebanggannya terutama dengan chant-chant mereka. Kini semakiin banyak fans United dimanapun mereka berada akan selalu menganggap dirinya sebagai Red Army. 

Selasa, 21 Mei 2013

10 Pemain Terbaik MU Sepanjang Sejarah



Memilih 10 pemain MU terbaik sepanjang sejarah bukanlah hal mudah karena MU adalah klub besar dengan sejarah yang luar biasa dan mempunyai banyak deretan pemain bagus dan berkelas. Walaupun begitu, jika dipersempit, era yang menonjol selama perjalanan panjang Manchester United mulai dari 1878 ketika masih bernama Newton Heath sampai sekarang adalah era Matt Busby yang terkenal dengan Busby Babes nya dan tentu saja era Ferguson karena sebenarnya dia sendirilah yang berada di posisi teratas jika kita bicara tentang legenda secara keseluruhan. Meskipun tentu saja ada banyak pemain hebat lain selain era tersebut, tetapi saya pikir dua era tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak bisa kita tinggalkan.

1. George Best
Simply the best. Genius. Pernah mencetak gol enam gol dalam satu pertandingan. Publik lokal Irlandia Utara (negara asal George Best) sering berkata,” Maradona good; Pelé better; George Best”. Pemain ini tahun 1999 masuk di posisi 11 dalam IFFHS European Player of the Century election, dan juga ranking 16 di the World Player of the Century election. Best mengkombinasikan akselerasi, dua kaki, keseimbangan, dan kemampuan menjaga bola dan mengelabui pemain lawan yang luar biasa. Bahkan banyak orang mengatakan dia mirip Lionel Messi di masa lampau. Ketika George Best masih berusia 23 tahun, dia sudah bermain sebanyak 300 kali untuk MU dan merupakan pemain paling populer di dunia saat itu. Meskipun dia pensiun dini di usia 27, tetapi George Best adalah pemain paling bertalenta di era Matt Busby, dan dialah the truly Busby Babes. Dia juga seorang superstar di masanya, mirip dengan David Beckham saat ini. Best adalah sosok yang berhasil meningkatkan derajat sepakbola dari permainan para pekerja menjadi hiburan masa kini. Salah satu quotesnya yang terkenal adalah: “I once said Gazza's IQ was less than his shirt number and he asked me: "What's an IQ?”

2. Ryan Giggs

Salah satu winger terbaik dalam sejarah MU dan mungkin juga Eropa. The Welsh Wizard adalah pemegang rekor caps terbanyak untuk MU (melewati rekor Bobby Charlton), dan masih aktif bermain sampai saat ini. Winger kidal ini terkenal akan akselerasinya yang cepat menyisir sisi kiri lapangan dan di usia yang semakin bertambah, dia lebih visioner dengan umpan-umpannya yang akurat. Gol melawan Arsenal di semifinal FA Cup tahun 1999 mungkin adalah gol terbaiknya. Berlari membawa bola lebih dari setengah lapangan setelah memotong umpan dari Vieira, dia melewati 4 pemain Arsenal dan di sudut sempit dia berhasil menaklukkan David Seaman lewat tendangan kerasnya. Selain itu di tahun yang sama dia juga berhasil membuat gol di masa injury time yang menyelamatkan MU dari kekalahan atas Juventus pada semifinal leg I Champions League di Old Trafford. Giggs merupakan salah satu pemain penting dalam keberhasilan MU meraih treble winner di tahun 1999. Giggs sekarang bersama Paul Scholes, sebagai pemain yang tersisa sejak memenangi treble, memimpin barisan muda MU mencoba meraih trofi ke 20 Liga Inggris. Giggs juga dinobatkan sebagai pemain terbaik United sepanjang masa dalam polling internasional di tahun 2011 lewat web resmi klub.

3. Bobby Charlton
17 tahun menjadi pemain MU dan merupakan pencetak gol terbanyak bagi MU sepanjang masa, 249 gol dari 758 pertandingan. Bobby Charlton juga merupakan kunci penting MU meraih gelar European Cup atau sekarang lebih dikenal dengan Champions League di tahun 1968, mengikuti gelar Liga di tahun sebelumnya. Rataan gol nya mungkin bukan yang paling bagus, tetapi dia adalah figur penting dalam kesuksesan MU meraih kejayaan di masanya. Dia juga pemegang rekor penampilan terbanyak kedua untuk MU di bawah Ryan Giggs. Pemenang Ballon D’Or tahun 1966, di tahun yang sama dia menjadi skuad Inggris yang berhasil memenangi Piala Dunia, satu-satunya gelar mayor bagi Inggris yang pernah mereka dapat. Ada sedikit cerita menarik ketika MU melawan Munchen di final Champions League 1999. Bobby Charlton sudah meninggalkan bangku penonton ketika pertandingan memasuki menit ke 90. Ketika dia berada di luar, dia mendengar sorakan penonton dan tahu bahwa United berhasil menyamakan kedudukan. Sir Bobby berusaha cepat-cepat kembali lagi ke bangku penonton tetapi ternyata ada sorakan lagi sesaat sebelum dia masuk ke tribun dan dia menyadari bahwa dia ketinggalan dua gol telat United yang berhasil membalikkan kedudukan.

4. Denis Law

Striker tertajam milik MU. Finisher terbaik dan Law duduk di posisi kedua di barisan daftar pencetak gol terbanyak untuk MU sepanjang masa. Dia sangatlah tajam. 46 gol yang dicetaknya di musim 1963-1964 membuatnya menjadi pemain United yang mencetak gol paling banyak di semua kompetisi dalam satu musim. Dia juga mencatatkan hattrick terbanyak untuk MU yaitu sebanyak 18 kali. Mengantar MU menjuarai liga di musim 1964/1965 (sekaligus menjadi top scorer liga) dan 1966/1967. Salah satu skuad yang membawa MU menjadi juara Liga Champions (European Cup) di tahun 1968 meskipun di semifinal dan final dia tidak bermain. Legenda ini telah dibuatkan patungnya di stadion Old Trafford, berdampingan dengan Bobby Charlton dan George Best, dan merupakan pemain idola dari Alex Ferguson. Walaupun begitu, pemain ini pernah membuat fans United sakit hati di tahun 1974 ketika membela Manchester City, gol nya mengirim United degradasi ke divisi dua saat derby Manchester. Law mengaku bahwa dia sangat sedih dan sebenarnya tidak ingin mencetak gol yang kemudian membawa United turun kasta, karena perasaan bersalahnya terus dibawa sampai sekarang.

5. Paul Scholes

Jika dalam dunia sepakbola ada istilah tentang fantasista, maka di MU bagi saya Scholes adalah orangnya meskipun dia bukanlah seorang attacking midfielder atau free role yang lazim bagi seorang fantasista. Paul Scholes adalah gelandang komplet. Seorang passer dan pembagi bola yang bagus, umpan side to side maupun satu dua sentuhan yang akurat, box to box, dan shooter jarak jauh yang spesial. Saya selalu mengingat gaya klasik 4-4-2 monoton MU dimana Scholes sering memberi umpan diagonal area kepada Giggs di sisi kiri ataupun Beckham di sisi kanan dengan sangat tepat. Scholes adalah idola Xavi muda, dan di usianya yang sudah 38 tahun, kemampuannya masih terhitung yang terbaik di antara semua gelandang MU meski fisik, stamina, power, dan shoot jarak jauhnya sudah menurun.



6. Eric Cantona

Cantona adalah pemain yang pintar, flamboyan, dan punya pengaruh sangat penting dalam permainan Manchester United. Publik tentu masih mengingat tendangan kungfunya kepada seorang penonton sebagai hal negatif yang melekat padanya, tetapi dia adalah pemain yang istimewa. Cantona bergabung dengan MU di pertengahan musim 1992/1993, dan membantu MU meraih gelar Liga secara mengejutkan karena dalam setengah musim sebelum dia datang, MU dalam posisi tertinggal dengan Aston Villa, Blackburn Rovers, dan Queen Park Rangers. Cantona membawa gelar Liga lagi bagi MU di musim berikutnya dan menjadi duet maut bersama Mark Hughes dengan di belakangnya ada gelandang kreatif macam McClair. Selain gelar Liga, Cantona juga memenangi FA Cup dan PFA Player of the Year. Kehebatan Cantona ternyata diikuti perangainya yang bengal. Sering mendapat kartu merah, pernah meludah kepada seorang penonton, menendang pemain Crystal Palace diikuti dengan kungfu kick nya ke arah suporter Palace. Cantona dianggap membawa perbedaan di MU, ketika dia tidak sedang main karena masih dalam masa hukuman larangan bertanding, MU kalah dalam perebutan gelar melawan Blackburn. Di musim berikutnya Cantona comeback ke lapangan dan kembali membawa United meraih double winner, gelar Liga dan FA cup. Yes, he is the King, mengantar United meraih 4 gelar Liga dalam 5 musim (1 musim runner up karena Cantona menjalani masa hukuman) cukup untuk membuatnya masuk dalam daftar legenda United.

7. Peter Schmeichel

The Great Dane. Kiper terbaik yang pernah dimiliki MU dengan fisiknya yang tinggi besar dan aksi-aksi penyelamatannya yang spektakuler. Bermain dari tahun 1991-1999 untuk MU dengan total 292 pertandingan di Liga. Schmeichel di tahun 1992 dan 1993 terpilih sebagai “The World’s Best Goalkeeper”. Schmeichel juga mempunyai catatan clean sheet ratio yang paling tinggi dalam sejarah Premier League dengan 46% dari total bermain yang berakhir dengan tanpa kebobolan. Dia menutup karir di United dengan gemilang, meraih treble di tahun 1999 dan juga menjadi kapten di final Champions League melawan Munchen yang dimenangkan MU dengan sangat dramatis. Aksi penyelamatannya ketika melawan Arsenal pada semifinal FA Cup di musim 1998/1999 mungkin yang paling banyak dikenal dan diingat orang. Dia mementahkan tendangan pinalti Dennis Bergkamp di injury time babak kedua yang membawa pertandingan ke extra time dan kemudian gol spektakuler Giggs mengantar kemenangan MU.





8. Christiano Ronaldo

Ronaldo adalah fenomena. Dia dibeli karena penampilan luar biasanya ketika MU menghadapi klub nya saat itu, Sporting Lisbon, dalam sebuah partai persahabatan yang dimenangkan Sporting dengan skor 3-1. Ronaldo sendiri mencetak 2 gol untuk kemenangan Sporting. Dalam perjalanan pulang, para pemain United membicarakannya dan akhirnya kemudian dia didatangkan ke Old Trafford pada tahun 2003 untuk mewarisi nomor 7 milik David Beckham. Tidak diragukan lagi, dia adalah salah satu talenta terbaik milik . Sebagai seorang winger, Ronaldo sangat tajam. Dia bisa mencetak gol melalui kepala, kaki kanan, maupun kaki kirinya. Seorang eksekutor pinalti dan tendangan bebas yang mumpuni, pelari yang sangat cepat di lapangan bahkan ketika dia masih membawa bola, selain itu kemampuannya melewati pemain lawan membuat klub lain selalu menempel Ronaldo dengan dua pemain ketika dia membawa bola. Tahun 2008 adalah tahunnya Ronaldo. Dia seolah memenangkan semuanya sendirian. Membawa pulang semua gelar individual dan membawa United meraih duoble winner (Premier dan Champions League). Ronaldo meninggalkan Manchester United tahun 2009, memecahkan rekor transfer dunia senilai 80 juta pound dan memulai masa legendarisnya di Real Madrid.

9. Bryan Robson
http://www.bolatotal.cfoto_berita/bryan-robson-signed-manchester-united-photograph.jpg
Long lasting captain. Dia bergabung dengan MU sejak tahun 1981 dan 10 tahun lebih menjadi kapten MU bukanlah catatan yang dapat diremehkan. Sebelum Cantona menjadi kapten dan memulai era keemasannya sendiri, Robson adalah pemilik nomor keramat 7 serta pemimpin sejati di lapangan. Robson menjuarai gelar liga pertamanya di tahun 1992-1993 setelah 11 tahun karirnya bersama MU dimana MU mulai membeli Eric Cantona yang menjadi suksesornya. Robson di musim berikutnya menyerahkan nomor 7 nya kepada Cantona meskipun dia masih menjadi kapten jika dia tampil sebagai pemain utama. Robson juga masuk daftar sebagai “Football League 100 Legends” di tahun 1998 dan catatan unik lain yaitu Robson masuk salah satu dari “16 greatest players West Bromwich Albion” dalam polling menyambut ulang tahun ke-125 klub tersebut.






10. Roy Keane

Saya dalam keadaan sangat dilema ketika harus memilih Roy Keane atau Wayne Rooney di daftar ini, tetapi saya yakin Rooney akan masuk daftar, bahkan di nomor satu, ketika nanti dia pensiun sebagai pemain Manchester United. Untuk Roy Keane, dia adalah tipe pemain yang akan dibutuhkan semua manager/pelatih di muka bumi untuk ditempatkan di tengah. Dia tidak pernah mundur dari konfrontasi, ball winner, mengcover lapangan tengah dengan sangat luar biasa, dan kadang mencetak gol penting. Pemain ini tidak pernah sepi dari kontroversi dan lumayan sering mendapat kartu merah. Walaupun begitu, Roy Keane selalu memberikan 100 persen dari dirinya. Partai yang paling banyak diingat orang adalah ketika melawan Juventus di semifinal Liga Champions tahun 1999, dia bermain luar biasa dan berhasil membawa MU membalikkan kedudukan dengan skor 3-2 setelah tertinggal 2-0. Lampard pernah berkata kalau pemain yang paling dia takuti adalah Keane. Lampard akan lebih memilih cepat-cepat mengoper bola daripada harus berhadapan dengan Roy Keane.