Kamis, 04 Juli 2013

10 Pemain Legenda Bernomor 10 di Manchester United

Nomor punggung 10 dalam sebuah klub sering identik dengan pemain hebat dan
melegenda. Sebelum diperkenalkannya sistem strategi modern, dimulai dengan 4-4-2, ada 11
pemain dengan nomor yang berurutan di lapangan. Jadi nomor 10 diberikan kepada siapa pun
yang bermain sebagai “inside-left”.

Meskipun legendanya sering identik dengan nomor punggung 7, Manchester United memiliki
banyak legenda hebat dan bersejarah yang ternyata mengenakan nomor punggung 10.
Berikut ini 10 Pemain Legenda Bernomor 10 di Manchester United.

10. Norman Whiteside

Norman Whiteside merupakan seorang pemain legenda dari klub besar Manchester United
yang memang bermain pada medio pada tahun 1982 sampai dengan tahun 1989 yang lalu dan
pemain itu bermain di dalam posisi pemain penyerang. Norman Whiteside adalah satu-satunya
pencetak hattrick untuk United di Piala FA. United memenangkan pertandingan 4-2 melawan
West Ham di perempatan final tahun 1985.

Pada tanggal 24 April 1982, dan sebelum ulang tahunnya yang ke-17, Norman Whiteside
menjadi pemain termuda yang melakoni debut untuk Manchester United sejak Duncan Edwards
melakukannya. Dalam beberapa hal ia mirip dengan Duncan. Dia sangat berbakat dan bisa
bermain sama baiknya di mana saja dari “wing-back” sampai sebagai centre-forward.


MUTV menjalankan program penghormatan kepada Norman. Dia menderita cedera serius dari
usia 15, bahkan sebelum ia masuk di tim Manchester United. Dia kemudian melakukan operasi pada tulang
rawan pada lutut dan harus beristirahat total setidaknya enam bulan, dia kemudian
menghabiskan hari-harinya “day-case” dengan Keyhole Sugerly.
Cederanya itu kemudian membuatnya harus pensiun dini di usianya yang hanya 26 tahun.
Penggemar sepakbola Inggris akan selalu ingat dengan gol kemenangan yang dia cetak pada
Piala FA tahun 1985, saat dia beroperasi di lini tengah dan mengenakan nomor punggung 4

9. George Best

George Best (lahir di Belfast, Irlandia Utara, 22 Mei 1946 – meninggal di London, Inggris, 25
November 2005 pada umur 59 tahun) merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan
Irlandia Utara. George Best biasanya dikaitkan dengan jersey ikonik no.7, tetapi sebenarnya ia
sempat mengenakan beberapa nomor pada jersea-nya: 7, 8, 10, 11. Ini dikarenakan dulu
masih diberlakukan nomor punggung harus disesuaikan dengan posisi pemain dalam
pertandingan.
Dengan demikian, banyaknya nomor yang pernah dipakai oleh George Best menunjukkan
bahwa dia adalah pemain hebat nan fleksibel yang bisa bermain di semua posisi. Dia
mengenakan No. 10 selama tahun 1972 sebelum ia akhirnya meninggalkan Old Trafford saat
umurnya masih 27 tahun karena Dewan Manchester United dan Sir Matt Busby tidak lagi bisa
mentolerir “gaya hidup”nya yang bermasalah.













8. Sir Bobby Charlton

Sir Bobby Charlton Merupakan keponakan dari penyerang legendaris Newcastle United Jackie
Milburn. Ia bergabung dengan Manchester United. Ia menandatangani kontrak profesionalnya
yang pertama dengan United pada Oktober 1954 dalam usia 17 tahun. Sejak bermain di tim
junior MU ia telah menunjukkan keistimewaannya dengan memenangkan FA Youth Cup 3 kali
berturut-turut tahun 1954, 1955, dan 1956. Ia mengukir 754 rekor permainan, mencetak 247
gol.
Nomor yang selalu dikaitkan dengan Bobby Charlton adalah No 9. Hal ini menarik karena di era
Best, Charlton dan Law, Denis adalah pemain “out-and-out striker” dan “goal-poacher”, itu
berarti no.9? Untuk sebagian besar karirnya Charlton bermain di posisi “inside forward” yang

membawa No.8 atau No 10. Tidak mungkin untuk menemukan rekaman saat-saat yang paling
terkenal di Eropa atau Inggris.
Tentu saja di awal karirnya ia mengenakan No 10, membuatnya menjadi salah satu dari lusinan
pemain United yang diberi kehormatan dalam 60 tahun terakhir atau lebih yang memakai jersey
no.10, sampai ke Wayne Rooney.Jika Anda menonton video golnya di atas Anda akan melihat
setidaknya tiga contohnya.








7. David Beckham
David Robert Joseph Beckham, OBE (lahir di London, 2 Mei 1975; umur 38 tahun) adalah
seorang pemain sepak bola Inggris. Ini yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang.
Ketika ia pertama kali datang ke sisi kanan Manchester United ia mengenakan No 10. Dia benar-benar
bermain sebagai gelandang sisi kanan ketika ia membobol gawang Wimbledon saat melakoni
debut pertama bersama Manchester United. Dia mewarisi jersey No.10 dari Mark Hughes ketika ia
meninggalkan Old Trafford.










 6. Teddy Sheringham

Teddy Sheringham (lahir 2 April 1966 di Highams Park, London, Inggris) merupakan pemain
sepak bola berkebangsaan Inggris. Fans Manchester United manapun tidak akan pernah
melupakan Teddy Sheringham pada final Piala Champions 1999. Ia salah satu aktor
kemenangan dramatis atas Bayern Munchen. Awalnya ia sempat diragukan oleh fans
Manchester United ketika menggantikan ikon klub Eric Cantona.


Seperti Robin van Persie, Michael Carrick, Rio Ferdinand, Henrik Larsson, Dimitar Berbatov
dan Ryan Giggs, Teddy Sheringham adalah salah satu pemain paling cerdas yang pernah
mengenakan jersey merah Manchester United. Dia tidak punya kecepatan yang bagus, tetapi
seperti Denis Bergkamp di Arsenal, ia memiliki visi yang besar, pandai melihat peluang untuk
pembunuh dan pencetak gol oportunis. Misalnya satu gol saat melawan Bayern Munich yang
mengubah cerita United di Final Liga Champions.
Seperti dengan Van Persie, ia didatangkan oleh Sir


Alex saat memasuki usia ke-31 dan
membela Manchester United selama empat tahun dan pergi saat berusia 35 tahun. Karirnya,
bagaimanapun, terus melampaui Giggs sampai ia akhirnya pensiun pada usia 42.
Beberapa orang berpikir dia seharusnya mendapat lebih banyak pertandingan untuk United
dan Inggris karena kecerdasan dan visi yang dia dibawa bersama dengan golnya: 355 gol
dalam 898 pertandingan di level klub; dan 11 gol dari 51 penampilan  untuk Inggris.

5. Lou Macari

Lou Macari pertama kali menarik perhatian klub2 Inggris saat bermain di Glasgow Celtic. Lou
hampir saja menjadi pemain Liverpool. Tahu bahwa Liverpool sedang mendekati Lou, Pat
langsung membujuknya untuk bergabung dengan Manchester United saja. Lima hari kemudian, tepatnya
tanggal 20 Januari 1973, Lou resmi bergabung dengan Manchester United dengan nilai transfer £200.000.
Dari beberapa pemain yang memakai lebih dari satu nomor, mungkin Lou Macari yang mungkin
paling dikenal untuk jersey No 10. Dia dengan cepat menjadi pahlawan bagi fans Manchester United ketika
ia menolak tawaran bergabung dari Liverpool dari Celtik untuk bergabung dengan Red Devils
pada tahun 1973. Dia mencetak gol yang menyelamatkan satu poin melawan West Ham di
pertandingan pertamanya. Agak mengejutkan dia tidak memiliki catatan rekor untuk urusan
mencetak gol.

Dia telah mencetak 57 gol dalam 105 pertandingan terakhirnya di empat musim untuk Celtic
tetapi hanya berhasil mencetak 97 gol di 404 penampilan untuk United dan lima gol dalam 24
penampilan untuk negaranya.
Dia adalah seorang pemain yang riang dengan gaya “all-action”, bising di sekitar lapangan,dan menjadi favorit penggemar. Tommy Docherty mendatangkan Macari dan bermain selama
12 musim sebelum bergabung dengan Swindon pada usia 35. Setelah karir manajerial dia
sekarang menjadi komentator sosial kemasyarakatan dan komentator untuk MUTV.








4. Mark Hughes

Ksatria asal Wales adalah julukan Mark Hughes. Dia lahir di Wrexham 1 November 1963,
pertama kali bergabung dengan Manchester United Maret 1978 pada usia 14 tahun. Pada saat
itu ia bermain sebagai gelandang. Adalah jasa pelatih akademi Syd Owen yang melihat potensi
Mark sebagai penyerang dan memindahkannya ke posisi tersebut sehingga menjadi salah satu
pencetak gol terhebat sepanjang sejarah United.

Sekarang kita tiba pada pemegang jersey nomor 10 yang legendaris. Agak mengejutkan
“Sparky” Mark Hughes adalah yang paling produktif keempat. Mungkin itu karena ia bermain
untuk Manchester United selama era yang kurang berhasil? Secara total ia memiliki periode di
United, yang pertama kali didatangkan dari sekolah pada usia 14. Dia tidak membuat debutnya
sampai ia berusia 19.
Namun ia mampu segera menggeser kemitraan mencolok dari Whiteside dan Frank Stapleton.
Ia juga mengambil alih jersey No.10. Secara keseluruhan, ia mencetak 163 gol dalam 467
pertandingan dalam dua periode di Old Trafford. Dia bermain cukup baik saat bermain untuk
Barcelona dan Real Madrid sebelum kembali lagi ke Old Trafford.


Sementara ia bisa mencetak beberapa gol egois spektakuler dia juga seorang pencipta
peluang yang cerdas. Dalam banyak hal ia bermain dalam gaya yang mirip dengan Wayne
Rooney, dia bisa mengkreasi peluang untuk diselesaikannya dengan gaya berkelas. Karena
kontribusinya untuk Manchester United, bukti prestasi dan popularitasnya tidak pudar meski pernah
menjadi pelatih Manchester City.















3. Ruud Van Nistelrooy

Ruud Van Nistelrooy adalah mesin gol yang sangat produktif dimanapun ia bermain. Ia pertama
kali menarik perhatian klub2 besar termasuk Manchester United ketika mencetak 60 gol dalam
2 musim di Liga Belanda bersama PSV Eindhoven. Meskipun akhirnya setuju bergabung
dengan United, Sir Alex Ferguson harus bersabar mendapatkannya.

Sedemikian inginnya Sir Alex mendapatkan Ruud, ia terus melakukan kontak selama setahun
ketika Ruud mengalami cidera dalam latihan dengan PSV. Ketika United menawar Ruud secara
resmi bulan April 2000, ia malah gagal dalam tes fisik karena cidera yang dideritanya. Ruud
akhirnya menandatangani kontraknya dengan United 23 April 2001 dengan transfer senilai £19
juta.
Sebagai pemegang no.10, Ruud van Nistelrooy adalah striker lengkap. Dia adalah salah satu
striker terproduktif yang pernah dimiliki United, mencetak 150 gol hanya dalam 210
pertandingan. Dia bisa menjadi “poacher” di kotak penalti setelah mengelabuhi bek lawan. Dia
sangat kuat dan agresif, hampir mustahil untuk kehilanga bola.Menariknya hampir semua
golnya tercipta di dalam kotak penalti. Dia tidak malu-malu konfrontasi yang kemudian dikenal
sebagai “Pizzagate” saat pertandingan versus Arsenal.

Sir Alex tercatat dua kali membeli Van Nistelrooy dua kali: sekali pada tahun 2000 (yang
dibatalkan karena keraguan kebugaran dan kemudian ligamen-nya pecah). Sir Alex terus
memantau kebugaran striker Belanda itu dan ketika memasuki periode pemulihan akhirnya dia
resmi menjadi pemain Manchester United pada bulan April 2001. Menunggu itu berharga. Dia mencetak 36
gol dalam 49 pertandingan di musim pertamanya, memecahkan rekor dengan mencetak
delapan gol dalam delapan pertandingan berturut-turut, dan mencetak gol terbanyak Liga
Champions dalam semusim dengan 10 gol.
Tidak mengherankan jika kemudian ia memenangkan PFA Player of the Year. Dia mengabdi
untuk United selama lima musim dan itu agak mengejutkan bahwa ia hanya memenangkan
empat trofi utama termasuk satu gelar Liga Premier. Dia adalah satu lagi pemain yang mungkin
dijual Sir Alex dengan begitu cepat. Apalagi dirinya terlibat konflik dengan Cristiano Ronaldo
dan tawaran harga € 24.000.000 dari Real Madrid-pun menjadi terlalu sulit untuk ditolak.


 2. Wayne Rooney

Wayne Rooney (lahir di Croxteth, Liverpool, Inggris, 24 Oktober 1985; umur 27 tahun)
merupakan seorang pemain sepak bola Inggris yang berposisi sebagai penyerang. Ia saat ini
bermain di Manchester United dan menggunakan nomor punggung 10. Rooney telah melewati
rekor gol Sir Bobby Charlton.
Sekali lagi Wayne Rooney berada dalam sorotan tapi kali ini bukan karena ulahnya. Sejak ia
dicadangkan di leg kedua melawan Real Madrid, spekulasi media telah tersebar luas tentang
kepindahannya yang semakin dekat. Jika dia dicadangkan hanyalah masalah taktik. Dia tidak
berencana pergi dan Sir Alex pun tidak rela melepasnya. Setelah berdamai setelah
menyatakan keinginannya untuk meninggalkan Manchester United pada bulan Oktober 2010 Rooney telah
kembali berkomitmen pada dirinya untuk terus bersama United.
Ia telah menjadi pemain penting dan bersedia bermain di mana pun dan melakukan apa pun
yang diinstruksikan Sir Alex yang membuat United kini bisa meninggalkan jauh pesaing utama
Manchester City. Rooney memakai No. 10 tapi ia juga baik bermain sebagai “out-and-out”
striker, bermain “in the hole”, di sayap dan dimanapun ketika diperlukan, tapi kadang-kadang
dia terlalu bermain kedalam hingga lupa mencetak gol.

Itu semua terlalu mudah untuk dilupakan bahwa dia sekarang di musim ke-11 nya untuk
negaranya dan kesembilan untuk United. Selama periode yang terakhir ia telah mencetak 197
gol dalam 396 pertandingan. Jika ia tetap di Manchester United untuk sisa karir ia belum dapat turun
kembali ke peran sebagai gelandang menyerang tengah.
Ya, ia memiliki sedikit masalah kebugaran dan Sir Alex juga telah mengakui, karena bentuk
tubuh dan metabolisme. Dia mungkin akan harus berjuang untuk seluruh hidupnya. Itu tidak
berarti bahwa ia tidak bisa bermain sampai dia 35 atau yang lebih muda. Ia telah menjadi jauh
lebih mapan dan matang, tampaknya sejak ia menjadi seorang ayah.






1. Denis Law

Denis Law adalah seorang pencetak gol handal Manchester United. Ia memiliki kecepatan,
teknik, semangat, dan kecintaan tulus pada dunia yang digelutinya sehingga dianggap sebagai
pahlawan United pada masanya. Pemain kelahiran 24 Februari 1940 menikmati karir yang
panjang dan sukses sebagai striker dari tahun 1950 hingga 1970-an.

Denis Law bisa bermain di setiap zaman dalam sejarah sepakbola. Dia adalah seorang yang
lahir sebagai finisher. Ia dibesarkan di Skotlandia di mana menyundul atau menendang bola
pasti terasa seperti mencoba untuk menggeser sebuah meriam pada hari grimmest.
Dia mencetak 332 gol yang luar biasa dalam 652 pertandingan dalam karir kelas pertamanya
untuk klub dan negara. Dari semua gol itu, 237 gol dalam 404 pertandingan untuk Manchester
United adalah terbanyak kedua setelah 249 gol milik Sir Bobby Charlton. Tetapi yang terakhir
dia bermain sebanyak 758 kali dalam 17 musim ke Law’s 11. Law adalah legenda di Skotlandia
serta di Old Trafford. Dia adalah satu-satunya pemain Skotlandia yang memenangkan
European Footballer of the Year. Puncak karirnya adalah ketika terpilih untuk World XI
melawan Inggris pada tahun 1963.
Tidak akan diketahui rekor apa lagi yang akan dia ukir atau apa lagi yang akan diacapai dalam
karirnya jika ia tidak memiliki “dodgy knees”. Ini adalah era dimana dia bermain dengan kondisi
cedera, sering mengalami sakit-dan suntikan anti rasa sakit. Sayangnya ia harus absen dalam
kemenangan Piala Eropa pada tahun 1968 sebagai hasilnya.
Sekali lagi itu adalah bukti kasih sayang publik Old Trafford kepadanya dan akan tetap menjadi
salah satu legenda terbesar yang pernah ada. Meskipun dia pernah membela Manchester City
dan berkat gol semata wayangnya Manchester United terdegradasi ke Divisi II. Seorang pria yang ramah,
sederhana dan tidak menonjolkan diri dan salah satu duta resmi United.


 Follow My Twitter --> @maulanairsana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar